
Pekanbaru (Riaunews.com) – Mafia minyak, sebut Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi, masih banyak bertebaran di wilayah hukumnya, terutama di Kota Dumai. Untuk itu dia bertekad akan mengikis habis para penjahat yang tak hanya merugikan perusahaan, tapi juga negara.
“Sepanjang 2019 Polda Riau mendapatkan laporan 90 kasus pencurian minyak, kabel dan pipa besi milik PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). Untuk pencurian minyak sebanyak 62 kasus, pencurian kabel 23 kasus dan pencurian pipa ada 5 kasus,” kata Kapolda melalui keterangan tertulis, Ahad (16/2/2020).
Disebutkan, dari sejumlah kasus tersebut pihaknya sudah menetapkan 85 tersangka.
“Ada yang masih lidik, sidik dan sudah ada tahap dua juga,” kata Agung.
Dikatakan juga, perang terhadap mafia minyak lintas provinsi pada 2019 lalu sejalan dengan program 100 hari Kapolri Jenderal Idham Azis yang mendukung visi dari Presiden Joko Widodo yakni menekan impor minyak, sekaligus menunjukkan keberhasilan yang signifikan kerja aparat kepolisian.
Pada tahun, lanjut Agung, pihaknya baru menerima satu laporan polisi percobaan pencurian minyak mentah milik PT CPI di Kabupaten Siak, Senin (10/2) lalu.
Saat dilakukan pemeriksaan oleh pihak perusahaan dijumpai sebuah ilegal tapping di bawah bagian pipa masih dalam keadaan tertutup.
Agung pun menegaskan bahwa kasus yang masih tahap lidik ini akan segera diungkap. “Kami akan ungkap kasus ini, agar tahun 2020, Provinsi Riau Zero Ilegal Tapping,” tegas Agung.
Kota Dumai salah satu wilayah yang memiliki laut, diduga selama ini masih dijadikan tempat penggelapan dan pencurian BBM dan CPO yang dilakukan oleh para mafia-mafia. Perlu tindakan tegas aparat atas aktivitas yang diduga masih berlangsung ini.***