Kamis, 24 Oktober 2024

Polisi Sudah Identifikasi 10 Pelaku Pembubaran Paksa Diskusi Forum Tanah Air

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Pelaku pembubaran diskusi Forum Tanah Air terlihat bersalaman dan berpelukan dengan anggota kepolisian.

Jakarta (Riaunews.com) – Polres Metro Jakarta Selatan sedang mengidentifikasi pelaku tindakan premanisme dalam pembubaran acara diaspora oleh Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (28/9/2024).

“Sedang kita dalami dari hasil rekaman CCTV dan kamera HP untuk diidentifikasi para pelakunya,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal kepada RMOL.

Sejauh ini, penyidik telah mengidentifikasi sebanyak 10 orang yang belakangan telah diketahui identitasnya.

Dari peristiwa yang sempat memanas ini, Ade Rahmat mengaku bila pihaknya tidak menerima laporan adanya korban luka-luka.

Hanya saja, beberapa properti milik panitia dan hotel dirusak oleh massa yang bersikap premanisme.

“Nihil untuk yang luka cuma beberapa pengrusakan properti,” kata Ade Rahmat.

Sebelumnya, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengungkapkan acara diskusi yang dihadirinya bersama sejumlah aktivis dibubarkan paksa oleh orang tak dikenal (OTK).

Diskusi bertajuk Silaturahmi Kebangsaan Diaspora bersama Tokoh dan Aktivis Nasional itu digelar di salah satu hotel kawasan Jakarta Selatan (Jaksel), Sabtu (28/9/2024).

Dia mengecam aksi anarkistis yang dilakukan sejumlah orang tersebut. Dirinya menganggap peristiwa ini sebagai kejahatan demokrasi.

“Apa yang terjadi tadi adalah kejahatan demokrasi. Kita membiarkan mereka berorasi sebagai manifestasi demokrasi, tapi ketika mereka masuk dan merusak, ini adalah anariksme,” kata Din Syamsuddin dalam jumpa pers yang disiarkan channel YouTube Refly Harun, Sabtu (28/9/2024).

Din menilai kejadian ini tidak hanya memalukan, tetapi mengganggu serta merusak kehidupan dan kebangsaan. Dalam kesempatan itu, dia pun menyoroti tanggung jawab pihak kepolisian.

“Polisi, mohon maaf saya ingin katakan terus terang tidak berfungsi sebagai pelindung dan pengayom rakyat, sebagaimana yang menjadi slogan. Ternyata diam saja. Saya sungguh protes keras polisi yang berdiam diri bahkan membiarkan aksi-aksi anarkisme,” ujarnya.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *