Jakarta (Riaunews.com)- Setelah selesai memenuhi undangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan “diserang” beberapa pihak bahkan oleh media nasional yang mana memuat tulisan tentang puluhan koruptor yang dibebaskan namun tanpa alasan yang jelas justru memakai foto Anies. Publik pun menilai ada framing jahat media tersebut kepada Anies.
Kini Anies telah mengeluarkan pernyataan terkait framing buruk terhadap dirinya ini. Lewat instagram resminya, Anies mengaku banyak dapat pesan terkait hal tersebut. Dirinya pun menegaskan media puinya andil besar serta tanggung jawab dalam setiap hal yang dilakukan.
“Media memang memiliki kekuatan besar dalam membentuk persepsi, opini dan perasaan pembacanya. Karena memiliki kekuatan besar inilah maka media harus memiliki tanggung jawab yg besar pula. Media sebagai pilar demokrasi bukannya tidak boleh berpihak. Sebaliknya, ia justru harus berpihak, pada kebenaran, keadilan, dan objektivitas. Tanggung jawab media memang berat, karena risiko dampak salah langkahnya pun besar,” tulis Anies dalam keterangan di akun instagramnya, dikutip Jumat (9/9/2022).
Dirinya mengaku pimpinan media tersebut sudah memberi penejalasan bahwa itu adalah sebuah kesalahan dan kelalaian mereka.
Pimpinan media tersebut pun menyatakan tidak ada niatan melakukan framing buruk terhadap Anies.
“Kemarin, beberapa pemimpin Kompas menjelaskan pada saya, bahwa penempatan foto itu adalah kelalaian, tak ada niat framing buruk. Memang disayangkan kesalahan mendasar seperti itu terjadi di media seperti Kompas yg pastinya memiliki mekanisme pengawasan berlapis,” jelasnya.
Anies pun berharap kedepan hal seperti ini bisa diminimalisir bahkan jadi pembelajaran tentang penyampaian informasi yang semestinya.
Meski banyak mendapat saran untuk membuat aduan ke Dewan Pers, Anies mengaku tidak akan melakukan hal tersebut.
“Saya memilih mempercayai penjelasan pemimpin di Kompas dan, walau banyak yg menyarankan, saya memilih tidak membawa masalah ini kepada Dewan Pers. Namun, saya memilih tetap menyampaikan catatan ini pada publik agar bisa menjadi pengingat bagi kita semua dalam bernegara dan berdemokrasi,” tambahnya.***