Roman Abramovich Dikabarkan Akan Jual Chelsea

Chelsea keluar sebagai juara Liga Champions musim 2020/2021 dengan menaklukkan Manchester City 1-0.

London (Riaunews.com) – Efek konflik Rusia-Ukraina melebar ke mana-mana. Sepakbola, yang katanya bebas dari hal-hal berbau politik, ternyata tidak imun.

Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) dan Asosiasi Sepakbola Eropa (UEFA) sepakat untuk mendepak Rusia dari segala bentuk kompetisi. Artinya, tim nasional Rusia tidak akan berpartisipasi di Piala Dunia 2022 Qatar yang dihelat tahun ini.

Di level klub, Spartak Moskow ditendang dari Liga Europa. Dengan demikian, RB Leipzig (Jerman) langsung lolos ke babak perempat final, tidak perlu melalui perdelapan final.

Baca Juga:

Namun tidak hanya tim nasional Rusia dan Spartak Moskow yang kena hukum. Chelsea, klub sepakbola Inggris, juga merasakan efek perang Rusia-Ukraina.

Sejak 2003, Chelsea dimiliki oleh miliuner Rusia bernama Roman Abramovich. Lepas dari Ken Bates, Abramovich ‘menyulap’ Si Biru jadi klub kelas kakap. Abramovich, dengan duit tak berseri, menjejali Chelsea dengan pemain-pemain kelas dunia.

Pada musim kedua era Roman Empire, Chelsea di bawah komando Manajer Jose Mourinho menjadi juara Liga Primer Inggris. Ini menjadi gelar juara Inggris pertama bagi The Pensioners setelah 50 tahun.

Era Abramovich menjadi periode keemasan Chelsea, periode tersukses sepanjang sejarah. Lima titel juara Liga Primer, dua gelar Liga Champions Eropa, satu Piala Dunia Antar Klub, dua trofi Liga Europa, lima Piala FA, tiga Piala Liga Inggris, satu Piala Super Eropa, dan dua Community Shield.

Namun serangan Rusia ke Ukraina membuat posisi Abramovich menjadi serba salah. Sebagai salah satu orang terkaya Rusia, Abramovich diposisikan menjadi salah satu oligarki yang mengeruk kekayaan dari kedekatan dengan pemerintahan Presiden Vladimir Putin.

Menanggapi perkembangan terkini, Abramovich merespons dengan melepas posisi pengelolaan di Chelsea. Selanjutnya, operasional Chelsea diserahkan kepada yayasan.

“Selama hampir 20 tahun memiliki Chelsea, saya selalu melihat peran saya sebagai penjaga (custodian). Tugas saya adalah memastikan kesuksesan klub seperti saat ini.

“Saya selalu mengambil kebijakan yang sesuai dengan kepentingan klub. Oleh karena itu saya menyerahkan pengelolaan dan kepemimpinan Chelsea kepada Yasayan Amal Chelsea,” tulis Abramovich dalam pernyataan resmi di situs klub.

Akan tetapi, penyerahkan pengelolaan tidak sama dengan melepas kepemilikan. Ambramovich masih menjadi pemilik Chelsea, meski pengelolaan operasional diserahkan kepada pihak lain.

Oleh karena itu, di tengah tekanan yang semakin besar, Abramovich dikabarkan bakal menjual Chelsea ke pemilik baru. Salah satu nama yang muncul adalah Hansjoerg Wyss, pengusaha kelahiran Swiss yang kini menetap di Amerika Serikat (AS).

Mengutip Forbes, total kekayaan Wyss adalah US$ 5,1 miliar. Dengan asumsi US$ 1 setara dengan Rp 14.373 seperti kurs tengah Bank Indonesia (BI) 2 Maret 2022, nilai kekayaan Wyss adalah Rp 73,3 triliun.

Kekayaan Wyss datang dari penjualan perusahaan farmasi miliknya, Synthes, ke Johnson & Johnson pada 2012. Nilai penjualan itu adalah US$ 20,2 miliar. Saat ini, Wyss adalah pemegang saham di perusahaan kesehatan seperti NovoCure dan Molecular Partners.

Dalam wawancara dengan Blick, Wyss mengungkapkan soal masa depan Chelsea. Menurut Wyss, Abramovich memang ingin segera menjual semua asetnya di Inggris mumpung belum kena sanksi dari Negeri Big Ben. Aset itu tentu termasuk Chelsea.

“Abramovich adalah salah satu sahabat dekat dan penasihat Putin. Seperti semua oligarki Rusia, Abramovich panik dan akan berusaha menjual semua asetnya di Inggris secepat mungkin. Termasuk Chelsea,” ungkap Wyss.

Menurut Wyss, bukan hanya dirinya yang mendapat tawaran untuk menjadi pemilik Chelsea yang baru. Tiga orang lainnya juga mendapat penawaran serupa.

“Saya masih mau menunggu 4-5 hari ke depan. Sebab, harga yang ditawarkan Abramovich masih terlalu tinggi. Abramovich membeli Chelsea seharga GBP 2 miliar, jadi siapapun yang membeli Chelsea harus siap dengan kompensasi itu.

“Sejauh ini saya belum tahu berapa harga jual yang persis. Namun saya bisa membayangkan bisa membeli Chelsea dengan bermitra. Saya mungkin tidak akan melakukan ini sendirian. Jika saya membeli Chelsea, maka akan berupa konsorsium 6-7 investor,” jelas Wyss.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *