Kendari (Riaunews.com) – Persidangan kasus Guru Supriyani dituduh menganiaya siswanya yang merupakan anak polisi hingga kini masih bergulir dan jadi sorotan.
Bahkan, dalam salah satu momen persidangan, terungkap tabiat asli Supriyani.
Supriyani disebut-sebut tak mungkin berani menganiaya anak didiknya. Jangankan anak polisi, anak orang biasa pun Supriyani disebut mustahil berani melakukan kekerasan.
Baca Juga: Copot Camat Baito yang Bela Guru Honorer Supriyani, Bupati Konawe Selatan Terancam Pidana
Hal ini terungkap dalam persidangan dengan agenda pemeriksaan saksi.
Dalam sidang tersebut, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan sebanyak lima orang, yakni Aipda Wibowo Hasyim yang merupakan ayah korban dan Nur Fitriana ibu korban, serta Siti Nuraisah, Lilis Herlina selaku guru, dan Kepala SDN 4 Baito Sana Ali.
Saksi Lilis Herlina menyampaikan di hadapan majelis hakim menyayangkan perihal dugaan penganiayaan terhadap siswanya yang inisial D.
Sebab, dia dan Supriyani sama sekali tidak berani memukul siswa.
“Jawaban Ibu Supriyani, jangankan anak polisi, anak orang biasa saja kita tidak berani pukul,” ucap Lilis, melansir dari ANTARA.
Dimata Lilis Herlina, Ibu Supriyani orang yang sabar, pendiam, dan orang yang jarang untuk marah.
“Tidak pernah saya dengar marah-marah,” sebut Lilis Herlina.
Sementara itu, Kuasa Hukum Ibu Supriyani, Andri Darmawan menanggapi kesaksian itu menuturkan keterangan Kepala Sekolah SDN 4 Baito sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Menurutnya, bahwa kenapa Ibu Supriyani bisa pergi mengaku, karena ada ancaman dari penyidik Jefri akan dijadikan tersangka.
Baca Juga: Setelah Oknum Polisi, Kini Oknum Jaksa Disebut Ikut Memeras Guru Supriyani Minta Rp15 Juta
“Jelas dikatakan sebelum itu, Pak Jefri ketemu dengan kepala sekolah disampaikan bahwa semua berkas perkara, barang bukti, dan kesaksian sudah lengkap.
Besok ini akan ditetapkan tersangka Ibu Supriyani. Dia sarankan kalau mau dia pergi minta maaf sama Pak Bowo persoalan akan selesai,” kata Andri.
Atas Informasi Pak Jefri, lanjut Andri, Kepala Sekolah sampaikan ke Ibu Supriyani bahwa ada pesan dari Pak Jefri harus minta maaf biar perkara itu selesai.
“Setelah itu Ibu Supriyani terpaksa. Ibu Supriyani menangis seakan dipaksa mengaku pada apa yang dia tidak lakukan.
Bahkan di hadapan Pak Bowo Ibu Supriyani mengangguk mengiakan sambil menangis,” tambahnya.***
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.