
Bethlehem (Riaunews.com) – Seorang remaja Palestina yang tewas ditembak tentara Israel, pada Jumat (27/5/2022), masih berusia 14 tahun. Insiden tersebut terjadi di Kota Bethlehem, Tepi Barat.
CNN melaporkan, sang korban, bernama Zaid Saeed Ghuneim, baru saja menyelesaikan makan malamnya dan hendak pergi ke rumah kakek-neneknya. Namun, tentara Israel menembaknya.
Saudara Zaid Saeed Ghuneim, Yazan, mengatakan saudaranya bersembunyi di garasi saat tentara Israel memojokkannya.
“Mereka menempatkan dua peluru di kakinya, dua di punggungnya, dan satu di lehernya. Mereka membunuhnya,” kata Yazan.
“Dia adalah teman baik saya. Anak laki-laki yang dicintai, damai, yang ingin menolong semua orang,” lanjutnya
Seorang saksi mata, Um Muhammad Al Wahsh, juga memperlihatkan video kepada CNN yang ia ambil setelah penembakan.
Dalam video tersebut, terlihat darah mengalir di garasi parkiran dan mobil.
Um Muhammad Al Wahsh mengatakan Ghuneim sempat berlari ke garasi. Ia juga mendengar Ghuneim meminta pengampunan atas hidupnya.
“Dia berteriak dan mengatakan, ‘Saya tak melakukan apa pun! Jangan tembak saya!” kata Al Wahsh kepada CNN.
Menurut keterangan Kementerian Kesehatan Palestina, Zaid Saeed Ghuneim sempat dibawa ke rumah sakit dengan luka di punggung dan leher. Namun, nyawa Ghuneim tak terselamatkan.
Sementara itu, dalam pernyataan yang diterima CNN, militer Israel mengakui beberapa tentara ditempatkan di Al-Khader, Bethlehem, untuk “aktivitas keamanan rutin”.
Namun, “suspek melemparkan batu dan bom Molotov ke tentara, membahayakan hidup mereka,” ujar pihak Israel.
Pihak Israel lalu membalas serangan itu dengan tembakan dan melukai satu suspek. Mereka juga mengklaim sempat memberikan perawatan medis sebelum membawanya ke Bulan Sabit Merah Palestina.
Pernyataan tersebut tidak mencantumkan nama Zaid Saeed Ghuneim.
Sementara itu, tensi antara Israel dan Palestina meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Palestina sempat menuduh Israel sengaja membunuh jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, kala meliput situasi di Kota Jenin.
Tak hanya itu, pada Maret, serangan Palestina membunuh 19 warga Israel. Israel kemudian membalas itu dengan meluncurkan Operasi Breakwater, menyerang kubu Palestina di Tepi Barat hampir setiap hari.
Tentara Israel juga menangkap puluhan warga Palestina.
Bahkan, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan setidaknya 55 warga Palestina tewas karena Operasi Breakwater.***