Jumat, 29 Maret 2024

Terdengar Dentuman dan Suara Gemuruh dari Semburan Gas di Ponpes Al Ihsan Pekanbaru

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
semburan gas
Begini penampakan dari atas kerusakan pada gedung Pondok Pesantren Al Ikhsan Boarding School akibat semburan gas disertai lumpur dan batu di Kelurahan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau. (Foto: Dok. PLTU Tenayan Raya Pekanbaru)

Pekanbaru (Riaunews.com) – Semburan gas akibat galian sumur bor di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ihsan Pekanbaru masih berlangsung. Bahkan kini suara gemuruh terdengar dari arah lubang tersebut.

Pantauan detikcom, Senin (8/2/2021), dari jarak sekitar 300 meter semburan di perut bumi bekas galian sumur masih terdengar suara gemuruh. Selain gemuruh, terdengar suara dentuman keras.

Di halaman ponpes, terlihat lumpur sudah memenuhi atap seluruh gedung pondok pesantren. Termasuk asrama sudah mulai hancur akibat diterjang lumpur yang keluar dari bekas sumur bor.

“Aktivitas masih, tapi tidak ada yang boleh lagi masuk, termasuk media,” ujar seorang prajurit TNI yang berjaga di lokasi, Sersan Herman.

Alasan media tidak diperbolehkan masuk, setelah perwakilan Komisi VI dari anggota DPRD Pekanbaru berkunjung ke lokasi. Warga dilarang memasuki area tersebut karena semburan gas membahayakan.

“Tadi dari Komisi IV setelah kunjungan tak boleh lagi ada masuk. Sedang ada alat di dalam, ada gas bahaya,” sambung Herman.

Sementara itu, akses masuk menuju ponpes terlihat sudah berdiri posko pengamanan dari BPBD Pekanbaru. Ada beberapa petugas dari personel TNI, Polri, dan BPBD berjaga ketat.

Semburan terjadi berawal dari sejumlah pekerja yang tengah membuat sumur bor dengan kedalaman 115 meter. Setelah pekerjaan selesai, pekerja mengangkut pipa-pipa dari dalam sumur. Namun baru satu pipa diangkat, semburan gas muncul.

Kadis Kominfo Riau Chairul Riski mengatakan kandungan gas itu berbahaya. Dinas ESDM telah melakukan pengukuran lower explosive limit (LEL) dan H2S di titik semburan. Hasilnya, pada jarak 5 meter ditemukan kandungan LEL 13 persen dan H2S 1 ppm.

“Ini artinya gas cukup berbahaya, potensi terbakar cukup tinggi dan beracun. Untuk itu, petugas menginstruksikan evakuasi sementara warga pondok pesantren dan tak diperkenankan warga mendekat,” kata Riski.

Semburan itu mulai terjadi pada Kamis (4/2) sekitar pukul 13.00 WIB. Saat terjadi semburan, 34 santri yang tengah belajar dievakuasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *