Sabtu, 18 Januari 2025

Udara Riau Diselimuti Kabut Asap Akibat Karhutla

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 

Tiang Jembatan Siak IV di Kota Pekanbaru 'hilang' akibat tebalnya kabut asap yang menyelimuti kota. (Foto: Riau Pos)

Pekanbaru (Riaunews.com) – Dalam beberapa hari ini, masyarakat di Provinsi Riau terpaksa menghirup udara yang kurang sehat, karena adanya kabut asap yang menyelimuti langit.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyampaikan, kabut asap yang ada tak lepas dari terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah, seperti di Pelalawan dan Indragiri Hulu.

“Beberapa hari ini Riau memang terjadi kabut asap akibat kebakaran yang terjadi di beberapa wilayah di Pelalawan, Inhu,” kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Ramlan Djambak, di Pekanbaru, Ahad (1/10/2023).

Ramlan menerangkan karhutla yang meluas di sekitar Jambi dan Sumatera Selatan makin memperburuk situasi di Provinsi Riau. Pasalnya angin berhembus dari tenggara yang menyebabkan Riau mendapatkan asap kiriman.

“Di samping itu banyak juga kabut asap yang terjadi di sekitar Jambi dan Sumatera Selatan sehingga menambah akumulasi kabut asap di Riau, Karena arah angin dari tenggara,” jelasnya.

Sementara itu, untuk jarak pandang atau visibilitas saat ini katanya masih di atas 3 kilometer. Sehingga masih aman untuk “take off” dan “landing”.

“Sejauh ini masih aman untuk ‘take off’ and ‘landing’. Bila ‘visibility’ kurang dari 1 Km tidak aman untuk ‘landing’, kondisi ini lebih sering terjadi pagi hari antara pukul 06.00 WIB,” jelasnya.

Sementara kebakaran lahan dekat dengan Pekanbaru juga terjadi di Jalan Uka, Kecamatan Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, sejak Kamis, 28 Septemebr lalu. Hingga kini petugas gabungan sedang berupaya memadamkannya dan melakukan penyekatan agar kebakaran tak meluas.

Petugas Manggala Agni Komando Operasi IV/ Sumatera, Chaerul Ginting saat dihubungi menyebutkan lahan yang terbakar mencapai sekitar empat hektare. Lokasi tersebut memang diketahui memiliki gambut yang cukup dalam sehingga memerlukan waktu untuk pemadaman.

“Kobaran api memang sudah tak terlihat, tapi sudah makan dalam gambut. Kedalaman gambut sekitar 2-3 meter,” sebutnya.

Selain itu, dikatakan Chaerul, cuaca yang terik turut mempengaruhi percepatan semakin luasnya lahan yang terbakar.”Kondisi cuaca di lapangan sangat panas dan mempengaruhi lajunya penyebaran kebakaran di bawah permukaan gambut,” lanjutnya.***


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan