Solok (Riaunews.com) – Jumlah korban meninggal akibat longsornya tambang emas ilegal di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, terus bertambah.
Kepala BPBD Kabupaten Solok, Irwan Efendi menyebutkan, hingga Jumat (27/9/2024) malam data jumlah korban diperkirakan 22 orang. Namun angka tersebut masih belum pasti karena jauhnya lokasi longsor, yang membutuhkan waktu 4-6 jam jalan kaki, dan ketiadaan jaringan komunikasi, sehingga terjadi miss informasi data korban.
“Maka update data jumlah korban diperkirakan 22 orang. Yang sudah keluar 18 orang terdiri dari 9 orang meninggal, 6 orang luka berat, dan 3 orang luka sedang. Dan saat evakuasi perjalanan menuju Posko ada 4 orang terdiri dari 2 orang meninggal, 2 orang luka berat,” ungkap Irwan Efendi, dilansir Padang Ekspres, Jumat (27/9/2024) malam.
Data sebelumnya seperti diberitakan media ini, dilaporkan 15 warga meninggal dunia, sebanyak 4 orang berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian. Laporan sementara BPBD menyebutkan 7 lainnya masih dalam proses pencarian, 3 orang luka berat.
BPBD dan unsur terkait masih melakukan operasi pencarian dan pertolongan. Personel gabungan dari TNI, Polri dan Basarnas serta dukungan warga setempat membantu dalam operasi darurat tersebut.
Kondisi terakhir, upaya pencarian, pertolongan dan evakuasi masih terkendala kondisi medan yang terdampak longsor. Di samping itu, lokasi kejadian sulit dijangkau oleh kendaraan.
BNPB mengimbau personel gabungan dan warga untuk berhati-hati dalam melakukan operasi di lapangan, khususnya longsor susulan atau kondisi tanah berlumpur. Saat ini wilayah Kecamatan Hiliran Gumanti masih hujan petir dan esok, Sabtu (28/9), masih berpeluang hujan.***