Jakarta (Riaunews.com) – Sebuah video yang menampilkan sesama aparat kepolisian saling pukul di Jambi saat mengamankan demonstrasi penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja, viral di media sosial.
Pertengkaran itu bermula ketika ada seorang mahasiswa yang diamankan oleh polisi berpakaian preman. Ketika itu, ada aparat berseragam melakukan pemukulan ke seseorang yang ternyata seorang perwira. Alhasil, cek-cok sesama anggota pun terjadi.
Baca: Ketika Polisi Bali Menjadi Kacung Konglomerat Richard Muljadi
Di media sosial menjadi viral lantaran juga disebut bahwa seorang mahasiswa yang ditangkap itu sebetulnya seorang aparat kepolisian yang menyamar menjadi mahasiswa.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono membantah bahwa, pertengkaran sesama anggota itu disebabkan adanya penyamaran anggota polisi sebagai mahasiswa saat demo tolak UU Cipta Kerja.
Ini terjadi di lorong samping kantor BPS Provinsi Jambi/Taman Anggrek Sri Soedewi.
Sesama polisi berantem.#SekedarMengingatkan#HARAM #ILCSetahunJokowiMaruf pic.twitter.com/p372975f0s— Muhamad Usman (@EmhadiUsman) October 20, 2020
“Terkait video viral dimedsos yang mengatakan bahwa Brimob menyamar sebagai mahasiswa dan ditangkap oleh polisi lalu kena pukul personel Sabhara adalah tidak benar,” kata Awi saat dikonfirmasi, Jakarta, Rabu (21/10/2020).
Menurut Awi, seseorang yang diamankan oleh polisi itu adalah benar-benar mahasiswa yang menggelar demo dari Kampus Unbari.
Baca: Mahasiswa Polisikan Airlangga Hartarto Karena Sebut Demo Omnibus Law Ditunggangi
Awi menyatakan, aksi cek-cok sesama anggota polisi berseragam dan berpakaian preman itu lantaran adanya kesalahpahaman saat pelaksanaan di lapangan.
“Baju preman tersebut yang amankan mahasiswa menghalang-halangi anggota Sabhara yang mau memukul mahasiswa, makanya ada salah paham dikit di lapangan, tapi sudah clear setelah tahu yang bawa mahasiswa adalah Intel Brimob. Sama netizen dibikin narasi macam-macam,” ujar Awi.
Dalam video itu juga terdengar perkelahian lantaran disebabkan adanya seorang perwira yang terpukul. Menurut Awi, hal itu terjadi hanya karena salah paham. “Iya itu makanya salah paham,” klaim Awi.
Namun di sisi lain, Awi memastikan, penangkapan mahasiwa yang demo tolak UU Cipta Kerja di Jambi itu terkait dengan kasus unjuk rasa yang berujung anarkis.
Baca: Faisal Basri minta Jokowi Tak Dengarkan Bank Dunia soal Omnibus Law
“Mahasiswa tersebut ditangkap karena sudah anarkis melawan petugas makanya diamankan,” ucap Awi.***