Jakarta (Riaunews.com) – Kematian tiga anak buah kapal (ABK) Indonesia yang bekerja di kapal ikan China, mendapat perhatian luas dari masyarakat.
Pengakuan dari ABK Indonesia lainnya yang bekerja di kapal tersebut bahwa mereka dipaksa meminum air laut yang telah disuling, sementara ABK China mendapat fasilitas air mineral dari botol, diperkirakan menjadi salah satu penyebab meninggalnya para ABK tersebut.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan mengonsumsi air laut berlebihan bisa sebabkan kematian bagi manusia.
Peneliti Bidang Kimia LIPI, Joddy Arya Laksmono, menyebut air laut mengandung racun maupun bakteri serta memiliki kandungan garam yang sangat tinggi.
“Air laut sangat berbahaya untuk diminum manusia karena mengandung racun, bakteri, dan kandungan garam yang tinggi,” kata Joddy kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (9/5/2020).
“Rata-rata air laut mengandung garam sebanyak 3,5 persen. Sementara tubuh manusia tidak bisa menyerap dan memproses sebanyak itu,” sambungnya.
Selain itu, ginjal manusia juga hanya dapat mengekskresikan atau melakukan proses pembuangan sisa metabolisme garam dengan konsentrasi 2 persen.
Jika lebih dari itu, kadar garam dalam darah akan meningkat dan tubuh membutuhkan asupan air lebih banyak.
“Apabila kebutuhan air tersebut tidak terpenuhi, sel tubuh akan kehilangan kandungan airnya dan jaringan saraf akan terganggu, hingga akhirnya dapat menyebabkan kematian,” tutur Joddy.
Joddy pun melanjutkan pembicaraan terkait kandungan garam pada air laut yang juga disebut dengan salinitas (tingkat keasinan atau kadar garam).
Salinitas rata-rata air laut sekitar 35 parts per thousand (ppt). Artinya, setiap 1 kilogram air mengandung 35 gram garam terlarut.
Garam terlarut ini mengandung enam ion utama, yaitu Klorida, Natrium, Sulfat, Magnesium, Kalsium, dan Kalium. Natrium dan Klorida merupakan ion garam paling dominan yang terkandung di laut.
“Kandungan garam tersebut juga memengaruhi sifat fisik dari air laut. Dibandingkan air tawar, air laut memiliki massa jenis yang lebih besar, titik didih yang lebih tinggi, dan titik beku yang lebih rendah,” jelas Joddy.
Selain mengandung garam, air laut juga mengandung ribuan mikroba seperti bakteri, virus, dan plankton bahkan dalam satu liternya bisa mengandung 20.000 spesies.
Mikroba ini kata Joddy memiliki berbagai macam peran dalam keseimbangan siklus air laut. Ada yang berperan dalam mengubah atau mengurai metana, karbon dioksida, hidrogen sulfida, mengurai batu, dan lainnya.
Diketahui, tiga jenazah anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia (WNI) di kapal penangkap ikan China, Long Xing 629, ditemukan meninggal dan dilarung ke laut. MBC News melaporkan ABK Indonesia dieksploitasi dan disuruh minum air laut yang telah melalui proses penyulingan.
Penyulingan di kapal China tersebut diduga tidak memenuhi standar kelayakan, sebab para ABK mengakui bahwa mereka merasa tidak enak saat meminum air tersebut. Bahkan mereka merasa ada lendir di kerongkongan setelah meminum air sulingan.***
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.