Viral Foto Komodo vs Truk, Walhi Kritik Proyek ‘Jurassic Park’ NTT

Komodo vs truk
Sebuah foto yang diunggah ke Twitter memperlihatkan seekor komodo ‘menghadang’ truk proyek yang akan membangun “Jurassic Park” di Pulau Rinca, NTT.

Jakarta (Riaunews.com) – Koordinator Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Edo Rakhman mengkritik langkah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membangun ‘Jurassic Park’ di Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurutnya, langkah tersebut merupakan konsep yang keliru karena pemerintah seharusnya mempertahankan habitat asli hewan endemik komodo di kawasan tersebut.

“Konsep pengembangan ini yang menurut kami sangat-sangat keliru diambil oleh Presiden Jokowi, habitat alami harusnya dipertahankan jika tetap ingin hewan kadal raksasa ini menjadi kebanggaan Indonesia,” kata Edo lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Ahad (25/10/2020).

Dia berpendapat, langkah Jokowi melakukan komersialisasi pariwisata saat ini merupakan sebuah kesalahan besar. Apalagi, menurutnya, pembangunan itu berpotensi menghilangkan sifat alamiah dari ekosistem Pulau Rinca.

Beberapa waktu terakhir, viral foto di media sosial yang menunjukkan seekor komodo berhadap-hadapan dengan truk membawa perlengkapan konstruksi. Foto tersebut diduga berada di Pulau Rinca, NTT, yang merupakan kawasan Taman Nasional Komodo. Kawasan taman nasional ini sendiri telah menjadi bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO sebagai habitat hewan endemik, Komodo.

Foto komodo berhadapan-hadapan dengan truk itu salah satunya ditampilkan akun Twitter @KawanBaikKomodo pada 23 Oktober lalu. Pada unggahan yang sama juga disandingkan dengan foto terbaru proyek bangunan wisata jurassic di taman nasional komodo.

Berdasarkan pantauan per pukul 05.29 WIB, di media sosial Twitter kata #savekomodo pun menjadi trending topic Indonesia.

Terkait situasi dan kondisi di kawasan taman nasional tersebut, Edo menilai pembangunan ‘Jurassic Park’ berpotensi meningkatkan konflik antara komodo dengan manusia di hari mendatang.

“Ke depan konflik antara satwa komodo dengan manusia akan semakin tinggi, baik dalam proses pembangunan yang sedang berjalan saat ini, maupun nanti kalau sudah beroperasi fasilitas-fasilitas tersebut,” tutur Edo.

Menurutnya pemerintah seharusnya tidak membuat adaptasi baru antara komodo dengan menghadirkan kendaraan-kendaraan proyek hingga memasukkan material-material bangunan yang sangat-sangat tidak familiar dengan kadal raksasa endemik tersebut.

Selain itu, Edo juga menyayangkan langkah rencana pemerintah mengubah bentang alam di Pulau Rinca yang akan berdampak pada aktivitas keseharian komodo serta berpengaruh buruk terhadap perkembangbiakan komodo.

Edo menilai, pembangunan ‘Jurassic Park’ di Pulau Rinca ini juga akan menyingkirkan kehidupan masyarakat adat hingga menggerus tatanan perekonomian masyarakat di sekitar lokasi.

“Masyarakat adat dan atau masyarakat lokal, perlahan-lahan pasti akan tersingkir, termasuk taanan ekonomi lokal komunitas akan hancur karena akan tergerus dengan ekonomi-ekonomi kapitalis yang akan masuk,” ucapnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *