Selasa, 26 November 2024

Jusuf Kalla Sebut Orang Radikal dan Teror Tetap Ada di Indonesia Meski Taliban Ada atau Tidak

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Jakarta (Riaunews.com) – Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan bahwa kemenangan Taliban bukan semata-mata karena mereka kuat dalam berperang, melainkan karena Amerika sudak menarik diri dari Afghanistan setelah 20 tahun berkuasa.

Oleh karena itu, Jusuf Kalla mengimbau semua pihak agar tak mengkhawatirkan kemenangan Taliban di Afghanistan, karena hal tidak akan berpengaruh pada Indonesia.

Hal itu disampaikan Jusuf Kalla saat menjadi narasumber di acara “Mata Najwa” bertajuk “Jaga-jaga Taliban” pada Rabu, 25 Agustus 2021.

“Jadi setelah dia (Taliban) menang, mereka menang pun bukan karena kekuatan senjata, tapi karena Amerika capek (sudah berkuasa) 20 tahun,” kata Jusuf Kalla, yang dukutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis, 26 Agustus 2021.

“Jadi Amerika sebenarnya mencari permit exit-nya, sehingga dibikin perjanjian. Karena itu Amerika selalu mengatakan ini beda dengan Vietnam, karena di Vietnam orang lari terbirit-birit, di sini kan tidak. Dia keluar dengan perjanjian,” tuturnya.

Jusuf Kalla pun menjelaskan bahwa Afghanistan memang negara yang penuh konflik sejak puluhan tahun lalu.

“Afghanistan itu negara yang penuh konflik sejarahnya, selama 50 tahun ada 16 kepala negara, ganti-ganti. Dari mulai kerajaan, sekuler, komunis, mujahidin, Taliban, dan pro Amerika. Sekarang kembali ke Taliban,” tutur Jusuf Kalla.

Meski penuh konflik, menurut Jusuf Kalla, Afghanistan adalah salah satu negara hebat kerena sering kali mengalahkan negara-negara besar.

“Tapi yang hebat dari negeri itu adalah mengalahkan semua negara besar, mengalahkan Inggris, Uni Soviet, dan mengalahkan Amerika. Jadi jangan melihat Taliban itu kecil, negara besar pun berhasil dikalahkannya,” ujar Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla menuturkan, sebagai orang yang pernah berbincang langsung dengan Pemimpin Taliban, dia melihat bahwa Taliban tak ada keinginan untuk memperluas daerah kekuasaan. Hal itu tentu sangat berbeda dengan ISIS dan Al Qaeda.

“Tapi Taliban itu lebih ke internal sebenarnya. Dia lebih banyak bicara tentang kekuasaan di negerinya, berbeda dengan ISIS atau Al Qaeda, yang ingin dunia,” ujar Jusuf Kalla.

“Selama perbincangan dengan mereka (Taliban), beberapa kali saya undang, itu bicara internal saja, tidak ada isu ingin memperluas (kekuasaan). Karena memerintah itu tidak gampang di sana,” sambungnya.

Jusuf Kalla lantas menyebut bahwa 40 tahun lalu, Afghanistan adalah negara komunis. Sehingga menurutnya, perubahan-perubahan di Afganistan itu sudah biasa terjadi.

“Nah, apakah dia akan mempunyai pengaruh? Ada atau tidak adanya Taliban, orang radikal tetap ada di Indonesia, ada teror macam-macam,” ujar Jusuf Kalla.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *