Rabu, 5 Februari 2025

Literatur Institut Dukung Menhan Prabowo Modernisasi Alutsista Pertahanan

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 

 

Sekjen Literatur Institut, Asran Siara.

Pekanbaru (Riaunews.com) – Tragedi tenggelamnya Kapal selam KRI Nanggala 402 menuai sorotan publik beberapa hari terakhir sejak dinyatakan hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) selanjutnya dinyatakan tenggelam, Sabtu (24/4/2021).

Sekjen Literatur Institut, Asran Siara memaklumi logika sederhana publik bahwa alutsista negara ini perlu dimodernisasi untuk meningkatkan kualitas kemampuan pertahanan dari segi peralatan.

Namun perlu diketahui, belanja alutsista untuk pertahanan butuh anggaran yang cukup besar untuk memastikan kedaulatan negara. Sementara disisi lain, negara juga harus memprioritaskan pembangunan usaha kesejahteraan.

“Belanja alutsista itu tidak semudah belanja di warung. Butuh anggaran yang tidak sedikit. Memang sangat dilematis, di waktu yang bersamaan pemerintah harus mengupayakan pembangunan kesejahteraan yang butuh alokasi anggaran yang cukup besar,” ungkap alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta ini kepada Riaunews.com melalui aplikasi pesan elektronik, Senin (26/4/2021).

Lebih jauh, Asran mendukung langkah Prabowo menuntaskan rencana prioritas pertahanan Indonesia dalam jangka panjang.

“Memang perlu masterplan sebagai rencana strategis di bidang pertahanan. Kita semua sepakat, memperkuat kemampuan pertahanan negara ini salah satu target prioritas. Termsasuk jika dibutuhkan perlu ada investasi yang dicanangkan Kemenhan,” tandasnya.

Diketahui, Kapal selam KRI Nanggala-402 adalah kapal selam serang bermotor diesel-listrik tipe U-209 buatan Jerman. Kapal selam itu diproduksi tahun 1978 di galangan Howaldtswerke-Deutsche Werft di Kiel, dipesan Indonesia tahun 1979 dan diserahkan ke Indonesia pada Oktober 1981 di Jerman.

KRI Nanggala-402 sempat dimodernisasi di Jerman tahun 1989, kemudian diperbarui lagi tahun 2012 di Korea Selatan.

Setelah pembaruan di di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering di Korea Selatan itu, Nanggala mampu menembakkan empat torpedo secara bersamaan pada empat target berbeda, dan juga mampu meluncurkan rudal anti-kapal seperti Exocet atau Harpoon.

Kedalaman menyelamnya yang aman ditingkatkan menjadi 257 meter (843 kaki), dengan kecepatan tertinggi ditingkatkan dari 21,5 knot (39,8 km/jam) menjadi 25 knot (46 km/jam).***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *