Jumat, 10 Januari 2025

Menko Airlangga Ancam Cabut Status KEK BYD

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Mobil listrik asal China BYD.

Jakarta (Riaunews.com)- Saat berkunjung ke Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024, Ahad (1/12/2024) silam, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto langsung bergegas menemui petinggi pabrikan mobil listrik asal China, BYD. Untuk menagih janji investasi yang belum terealisasi.

Mantan Ketum Partai Golkar itu, berhasil menemui General Manager (GM) BYD Asia Pacific Auto Sales Division, Liu Xueliang. Tanpa panjang-lebar, Menko Airlangga langsung menagih komitmen investasi dari raksasa otomotif asal China itu.

“Jadi buat pabrik atau tidak? Jangan hanya untuk dalam negeri, harus ekspor juga dong,” kata Menko Airlangga dengan wajah serius di booth BYD, ICE BSD City, Tangerang, Banten.

Wajar Menko Airlangga mempertanyakan itu. Karena, pemerintah Indonesia telah memberikan sejumlah kemudahan plus insentif kepada BYD. Berupa pembebasan tarif bea masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Dengan insentif itu, harga BYD di Indonesia menjadi lebih murah sehingga banyak konsumen yang tertarik untuk membelinya. Terbukti, mobil listrik bermerek Build Your Dream (BYD) sering terlihat mengaspal di jalanan Jakarta. bahkan ada taksi online yang menggunakan BYD.

Namun, semua itu ada imbal baliknya. Yakni, BYD harus berinvestasi di Indonesia. Misalnya dengan membangun pabrik perakitan di Indonesia. Dan menyerap produk lokal sesuai aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Selain itu, produk BYD di Indonesia harus berorientasi ekspor.

“Kalau tidak ekspor, status special economic zones (Kawasan Ekonomi Khusus/KEK) untuk BYD akan saya cabut nih,” tegas Menko Airlangga.

Mendengar kata-kata pedas itu, Liu memastikan bahwa BYD bakal membangun pabrik perakitan di Kawasan Industri Subang Smartpolitan, Jawa Barat. Saat ini sedang tahap persiapan, ditargetkan rampung akhir 2025. “Akhir tahun depan, pabrik selesai. Langsung beroperasi di Indonesia,” kata dia.

Liu mengungkapkan, pabrikan yang direncanakan itu, berada di lahan seluas 106 hektare. Dijanjikan, produksi BYD asal Indonesia akan diekspor, sesuai keinginan pemerintah Indonesia. “Kita akan jadikan Indonesia, salah satu yang terbesar secara global,” kata Liu.

Diketahui, BYD telah menyatakan komitmennya untuk menginvestasikan hingga Rp11,7 triliun untuk pendirian fasilitas pabrik perakitan mobil listrik di Indonesia, menjadikan negara ini sebagai salah satu basis produksinya.

Komitmen itu lantas ditangkap oleh Pemerintah, dalam hal ini Menko Perekonomian dan Kementerian Perindustrian. Sehingga perusahaan memperoleh insentif pembebasan tarif bea masuk dan PPnBM untuk mobil-mobil yang diimpor sampai akhir 2025.

Insentif terkait tertuang dalam Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM Nomor 6 Tahun 2023, yang kemudian direvisi menjadi Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM Nomor 1 Tahun 2024.

Adapun fasilitas manufaktur dari BYD ini, disebut memiliki kapasitas 150.000 unit per tahun. Perusahaan menargetkan aktivitas produksi perdana dimulai dua tahun ke depan sejak resmi berjualan atau secepat-cepatnya di akhir 2025.***


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan