Kamis, 28 November 2024

Trump ingin pulangkan ribuan mahasiswa China karena dikhawatirkan jadi mata-mata

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Mahasiswa asal China banyak yang melanjutkan pasca sarjananya di Amerika Serikat.

Washington (Riaunews.com) – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sedang mempertimbangkan memulangkan ribuan mahasiswa pascasarjana asal China untuk mencegah dugaan spionase atau mata-mata. Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Kamis (28/5/2020) waktu setempat.

Dilansir dari CNN Indonesia, New York Times mengatakan pihak administrasi Trump berencana membatalkan visa ribuan mahasiswa pascasarjana China di AS yang memiliki hubungan dengan militer Tiongkok.

“Kami tahu dengan tantangan ini. Saya yakin, Presiden Trump akan mengambil (langkah ini),” kata Pompeo kepada saluran tv Fox News.

Baca: Twitter kembali labeli cuitan Trump, kali ini soal George Floyd

Langkah ini kemungkinan akan menuai kritik dari pihak universitas yang sangat bergantung pada biaya kuliah mahasiswa asing. Selama ini mahasiswa asal China dan India menjadi sumber dana terbesar kampus.

Para aktivis Asia-Amerika sudah sejak lama menyuarakan keprihatinan akan penargetan mahasiswa China. Tindakan ini bisa berdampak pada masyarakat AS sendiri, di mana warga berketurunan Asia dapat dibayangi kecurigaan yang tidak berdasar.

“Ini seperti di zaman Uni Soviet. Ini adalah rezim komunis, tirani yang menimbulkan risiko nyata bagi Amerika Serikat,” kata seorang aktivis.

“Ini bukan (seruan) penyebaran ketakutan, ini bukan (tindakan) rasis. Orang-orang China adalah orang yang hebat,” kata Pompeo ketika ditanya tentang keprihatinan tersebut.

Baca: Kicauannya dianggap memuat data palsu, Trump ancam tutup Twitter

Sebelumnya, Trump mengaku akan mengeluarkan pernyataan terkait respons AS terhadap sikap China di tengah ketegangan atas isu Hong Kong dan dampak pandemi virus corona pada Jumat (29/5) waktu setempat.

Konferensi pers itu dijadwalkan berlangsung selama dua hari. Pompeo sebelumnya menyatakan kepada Kongres bahwa Hong Kong tidak lagi menjadi bagian otonomi China.

Hubungan dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu terus memburuk setelah bersilang pendapat perihal asal mula wabah Covid-19.

Sejumlah pihak di AS kecewa dengan respons Trump terhadap penyebaran virus corona sehingga negara itu menjadi negara paling terpapar parah pandemi.

Baca: Jangan percaya China, rahasia Vietnam sukses tangani Covid-19

Trump dinilai lambat dan penanganan yang tidak merata di seluruh wilayah AS.

Namun Trump balik menyalahkan China dan menyebut virus itu sebagai ‘virus China’. Dia juga mengancam akan memangkas dana AS untuk WHO, karena menuduh mereka bersikap bias terhadap Beijing dan membantu China menutup-nutupi wabah virus.***


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan