Jakarta (Riaunews.com) – Seolah tak mau kehilangan panggung, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri turut mengomentari postingan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat membaca buku ‘How Democracies Die’.
Firli mengklaim, jauh sebelum Anies Baswedan dirinya sudah membaca How Nations Fail pada 2002.
“Kemarin saya lihat ada di media, Pak Anies membaca ‘How Democracies Die’. Sebelum itu ada bukunya ‘Why Nations Fail’, itu sudah lama saya baca pak, tahun 2002 saya sudah baca buku itu,” ujar Firli, dilansir Okezone Selasa (24/11/2020).
“Kalau ada yang baru baca sekarang, kayak baru bahwa ya itu udah lama. Nah makanya banyak yang mengkritisi. Udah lama buku itu pak,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan isi dalam buku ‘How Democracies Die’ tersebut. Salah satunya isi dalam buku tersebut, kata Firli, kegagalan negara dalam mencapai tujuannya adalah karena maraknya tindak pidana korupsi.
“Di situ (buku How Democracies Die) dikatakan salah satunya negara banyak gagal menuju tujuannya karena korupsi,” ungkap Firli.
“Karena korupsi tidak hanya sekadar kejahatan merugikan keuangan negara, tidak hanya kejahatan sekedar merugikan perekonomian negara, tetapi korupsi adalah kejahatan yang merasuk ke seluruh sendi-sendi kehidupan,” sambungnya.
Namun pernyataan Firli jadi perbincangan netizen. Berdasarkan penelusuran, buku ‘How Democracies Fail’ baru terbit pertama pada tahun 2012. Sedangkan buku ‘Why Nation Fail’ terbit pertama tahun 2012. Lalu buku apa yang dibaca Firli pada tahun 2002 itu?
Aktivis Ravio Patra menertawai klaim Firli melalui akun twitternya. “LMAO”, celetuknya.
Firli ini murid yang di kelas selalu nyeletuk “oh iya gue udah baca tuh bagus banget” tiap orang lagi bahas buku, padahal buku yang dibahas rilis aja belum lmao.💀 pic.twitter.com/mgbr1nqjM8
— Kitty Revolución (@raviopatra) November 24, 2020
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.