Bukittinggi (Riaunews.com) – Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) mengalami erupsi hari ini. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat ada 9 kali letusan dari Gunung Marapi sejak Ahad (3/12/2023) sore.
“Setidaknya ada 9 kali (secara instrumental). Hanya yang terlihat secara visual yang pertama saja karena gunung tertutup kabut,” kata Kepala PVMBG Badan Geologi Hendra Gunawan saat dihubungi, Ahad (3/12/2023).
“Tapi setelah yang pertama erupsi susulan, sangat kecil sekali energinya dan berangsur mengecil,” sambungnya.
Hendra mengatakan erupsi Gunung Marapi didasari dari siklus tahunan. Gunung tersebut acap kali terjadi erupsi tiap dua hingga empat tahun.
Dalam catatan pemberitaan detikcom, Gunung Marapi terakhir kali erupsi pada Februari 2023. PVMBG mengatakan pihaknya tidak bisa memprediksi bulan dan hari akan terjadinya erupsi.
“Pada dasarnya erupsi Gunung Marapi berulang setiap dua sampai empat tahun. Tapi kadang-kadang bergeser jadi lima sampai enam tahun jedanya. Tapi waktu pasnya bulan dan hari berapa akan terjadi itu tidak bisa diketahui,” katanya.
Jalur Pendakian Ditutup
Dilansir detikSumut, Plh Kepala BKSDA Sumbar, Dian Indriati, mengatakan ada 70 pendaki menaiki Gunung Marapi saat terjadi erupsi. Proses evakuasi kepada para pendakit itu tengah berlangsung.
“Total ada 70 orang berada di Gunung Marapi saat erupsi. Rinciannya 57 orang itu masuk melalui jalur Batu Palano. Sementara untuk Koto Baru ada 13 orang, untuk di sini semuanya sudah turun. Sementara pendaki dari jalur Batu Palano sebagian sudah turun, dan sebagian lagi masih dalam evakuasi tim gabungan,” kata Dian.
Pihak BKSDA Sumbar belum memerinci terkait adanya dugaan korban jiwa dari erupsi Gunung Marapi. Dia mengatakan jalur pendakian ke Gunung Marapi telah ditutup sementara.
“Saat ini Gunung Marapi waspada. Jadi kami menutup semua aktivitas ke Gunung Marapi. Baik kegiatan masyarakat ataupun pendaki,” ungkapnya.***
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.