Jakarta (Riaunews.com) – Penolakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai relawan vaksin Covid-19 sudah tepat. Sebab uji coba itu terlalu berisiko untuk seorang menteri.
Namun demikian, dosen komunikasi Universitas Telkom, Dedi Kurnia Syah menilai penolakan itu akan menimbulkan tafsir jika dilihat dari sudut pandang moral.
Baca: Tak mau jadi relawan vaksin asal China, Erick Thohir: Rakyat dululah, pemimpin belakangan
“Pesan moral dari penolakan ini buruk, karena publik akan menilai jika tokoh utama dalam pengadaan vaksin saja tidak bersedia menjadi relawan, tentu akan ditafsir beragam,” ujarnya, Ahad (9/8/2020).
Terlepas dari itu, Dedi menilai bahwa pemerintah tidak harus merekrut relawan secara khusus untuk uji vaksin. Karena, pemerintah bisa langsung mengajukan para pasien yang telah terpapar Covid-19.
“Mereka (pemerintah) bisa saja mengajukan para pasien yang telah terpapar, tentu dengan jaminan tanggungjawab penuh ada di pemerintah,” kata Dedi.
Baca: Tanggapan LPPOM MUI soal dugaan vaksin corona asal China tak halal
Dengan demikian, sambung Dedi, istilah relawan tidak tepat lantaran harus adanya pihak yang bertanggung jawab jika terjadi sesuatu.
“Artinya ini bukan tindakan sukarela,” pungkas Dedi.***
Sumber: RMOL
Editor: Ilva
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.