Jakarta (Riaunews.com) – Pengamat politik, Rocky Gerung menilai bahwa aparat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diganti agar tidak lagi menangkap kader-kader PDI Perjuangan.
Hal itu ia ungkapkan dalam video berjudul ‘Ditegur Mega dan Puan, Pendukung Ganjar Pranowo Melawan’ yang ditayangkan Rocky Gerung Official pada Rabu (2/6/2021).
Awalnya, Rocky Gerung menyinggung soal pengangkatan Firli Bahuri menjadi Ketua KPK pada akhir tahun 2019 lalu.
Rocky Gerung menilai bahwa ada persetujuan politik atau di balik pengangkatan Firli menjadi ketua.
“Pak Firli tentu tahu bahwa ini akan terbuka akhirnya. Jadi, betul nanti ada periode berikut. Ini periode pertama, dia menang,” kata Rocky.
“Periode berikut, dia dipaksa untuk mengaku apa yang sebenarnya terjadi, deal apa yang terjadi waktu pemilihan ketua KPK?” sambungnya.
Hersubeno Arief sebagai pewawancara lalu menyinggung bahwa KPK dulunya didirikan di era Megawati Soekarnoputri.
Hersubeno menilai bahwa mungkin Megawati sebagai petinggi PDIP tidak menduga bahwa justru kadernya yang akan banyak ditangkap oleh KPK.
Pernyataan Hersubeno lalu dibalas dengan persetujuan oleh Rocky Gerung.
“Karena itu, mesti diganti aparat KPK supaya gak lagi nangkepin kader PDIP kan,” timpalnya.
Lebih lanjut, Rocky mengatakan bahwa politik oligarki itu bekerja di KPK.
“Dan itu terhubungan dengan kepentingan partai PDIP yang terus menganggap bahwa kesempatan untuk mengumpulkan uang itu diperlukan untuk 2024,” jelasnya.
Rocky menegaskan bahwa apa yang ia lontarkan itu bukanlah tuduhan, melainkan hasil dari penilaiannya menggunakan logika.
“Karena udah jadi semacam kesepakatan umum bahwa pemerasan politik harus dimulai dengan mengendalikan sumber daya pemberi bantuan pada partai politik,” tandas Rocky.
“Dan PDIP merasa, betul tadi, bahwa ‘Kenapa kita yang ditangkap? Mustinya kita yang dapat keuntungan’ dari proses-proses politik itu kan,” sambungnya. ***