Kamis, 9 Januari 2025

Pentingnya Kesadaran Literasi Dasar Bersama Ayah Bunda dan Keluarga

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Nadya Haq, Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris, Fak. Sastra Universitas Persada Bunda Indonesia

 

Oleh Nadya Haq


Pekanbaru (RiauNews.com)
– Literasi dasar, merupakan fondasi utama dalam membangun kemampuan individu untuk memahami dunia di sekitarnya. Kemampuan ini bukan hanya sebuah keterampilan teknis, tetapi juga kunci bagi anak untuk bisa mengakses pengetahuan, berpikir kritis, dan cara agar bisa berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Di era yang semakin maju, kesadaran akan pentingnya literasi dasar harus menjadi prioritas semua pihak, baik keluarga, sekolah, maupun dimasyarakat.

Apa Itu Literasi Dasar dan Mengapa Penting?

Literasi dasar adalah kemampuan untuk membaca, menulis, dan memahami informasi dalam bentuk teks sederhana. Literasi bukan hanya sekadar kemampuan mengenali huruf atau menulis kata, tetapi juga melibatkan kemampuan memahami makna dari apa yang dibaca atau ditulis.

Dalam kehidupan sehari-hari, literasi dasar membantu anak-anak untuk mendapatkan informasi, menyelesaikan tugas sekolah, dan bahkan membangun keterampilan sosial pada diri mereka. Dengan literasi yang baik, anak-anak bisa dapat berkembang menjadi individu yang mandiri, percaya diri, dan siap menghadapi tantangan masa depan sehingga literasi dasar menjadi sangat penting, namun faktanya, saat ini masih terdapat anak-anak yang masih belum bisa mencapai kemampuan ini pada usia yang seharusnya.

Kegiatan literasi bersama salah seorang mahasiswa KKN di SD Negeri 5 Bukit Batu, Kec. Bukit Batu, Desa Sungai Selari, Kab. Bengkalis.

 

Berdasarkan hasil studi dari program kerja sama antara pemerintah Australia dan Indonesia, “Kelas 3 SD hampir 50 persen dari sampel kami yang cukup besar tidak menguasai keterampilan dasar membaca dan menulis. Artinya, mereka di kelas 3 tetapi belum bisa membaca dan menulis dengan lancar,” kata Direktur Program INOVASI, Mark Heyward, dalam acara Temu Inovasi ke-14 yang diadakan secara daring, pada hari Selasa di Jakarta (dikutip dari www.antaranews.com, 6/12/2022).

Hasil ini menunjukkan bahwa masalah rendahnya kemampuan membaca dan menulis pada siswa tidak hanya terjadi di daerah seperti Pekanbaru, tetapi juga di kota-kota besar lainnya, termasuk Jakarta. Ini membuktikan bahwa masalah ini sudah menyebar luas dan menjadi tantangan besar di banyak daerah di Indonesia.

Keadaan ini menunjukkan bahwa dibutuhkan upaya bersama untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis anak sejak dini. Dukungan dari berbagai pihak, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah, sangat penting untuk membantu anak-anak membangun keterampilan dasar yang kuat dan siap menghadapi jenjang pendidikan berikutnya.

Fakta Lapangan: Anak yang Tertinggal dalam Literasi Dasar

Salah satu kasus kesulitan membaca dan menulis ditemukan oleh seorang pengajar les tingkat sekolah dasar di Pekanbaru. Pengajar berinisial NH tersebut menyampaikan bahwa masalah ini tidak hanya terjadi di satu sekolah atau pada beberapa anak saja, tetapi cukup meluas di berbagai wilayah Pekanbaru. NH juga menambahkan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bacaan sederhana dan menulis dengan benar, meskipun mereka sudah duduk di bangku sekolah dasar.

Awalnya, NH berpikir bahwa masalah ini hanya dialami oleh satu orang anak saja. Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin banyak siswa yang ia ajar, NH menyadari bahwa kasus serupa juga dialami oleh anak-anak lain. Masalah ini bahkan ditemukan di berbagai sekolah, baik negeri maupun swasta, yang menunjukkan bahwa kesulitan membaca dan menulis ini sudah cukup meluas.

Kegiatan belajar tingkat dasar di salah satu Sekolah Dasar Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

 

“Anak-anak yang mengalami kesulitan membaca dan menulis ini sebenarnya anak-anak yang sehat secara fisik dan mental. Tapi kalau ditanya kenapa hal ini bisa terjadi, menurut saya, akan lebih baik kalau orang tua juga bisa lebih terlibat dalam mendukung literasi anak, terutama dalam hal membaca, menulis, dan menghitung juga,” jelasnya.

Anak-anak ini bukan lagi siswa yang masih duduk di kelas 1 atau 2 SD. Mereka sudah berada di kelas 3 SD, di mana pada tahap ini diharapkan mereka sudah mampu membaca teks sederhana dengan lancar dan menulis kalimat yang benar, termasuk penggunaan tanda baca. Namun, kenyataannya banyak dari mereka masih mengalami kesulitan dalam kedua keterampilan dasar tersebut, sehingga menjadi perhatian yang perlu ditindaklanjuti.

Dan faktanya, menunjukkan bahwa anak-anak ini masih kesulitan membaca dan menulis yang tidak sesuai dengan tingkat usianya. sehingga, mereka tetap tertinggal dalam kemampuan literasi dasar. Fakta ini mencerminkan bahwa meskipun sudah banyak gebrakan dalam mendukung literasi di sekolah, yang ternyata hasilnya masih kurang maksimal.

Saat ini, kurikulum pendidikan sudah dirancang untuk mendorong literasi anak melalui berbagai program, seperti gerakan membaca bersama, pengadaan perpustakaan sekolah, dan pelatihan guru untuk metode pengajaran yang lebih efektif. Namun, masalah literasi dasar ini masih menjadi tantangan besar yang harus diatasi.

 

Literasi: Bukan Hal Baru, tetapi Tantangannya Nyata

Penting untuk disadari bahwa literasi bukanlah konsep baru, seperti Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang telah dimulai sejak beberapa tahun terakhir dari Kemendikbud untuk mendukung peningkatan kemampuan baca tulis anak.

Sekolah-sekolah kini memiliki lebih banyak sumber daya, seperti buku cerita, program pelatihan guru, hingga kegiatan literasi sekolah. Bahkan, dalam kurikulum terbaru, literasi dasar mendapat perhatian khusus sebagai kompetensi yang harus dicapai di tingkat pendidikan dasar.

Namun, tantangan utama dalam meningkatkan literasi tidak hanya bergantung pada tersedianya program atau sumber daya, tetapi juga pada pelaksanaannya yang terus-menerus dan juga membutuhkan dukungan dari beberapa pihak.

Misalnya, banyak anak yang kurang terbiasa dengan kebiasaan membaca di rumah atau lingkungan sekitar. Di sisi lain, sekolah mungkin menghadapi keterbatasan dalam memberikan perhatian individual kepada setiap siswa. sehingga dari faktor-faktor ini membuat upaya peningkatan literasi menjadi tugas yang memerlukan bantuan dari berbagai pihak.

 

Ajakan untuk Membangun Literasi Sejak Dini

Mengatasi masalah ini membutuhkan perubahan cara pandang masyarakat terutama ayah bunda terhadap literasi dasar. Literasi bukan hanya tugas sekolah, tetapi juga tanggung jawab bersama. tentunya Keluarga, sebagai lingkungan terdekat anak, memiliki peran besar dalam menanamkan kebiasaan membaca dan menulis sejak dini. berhitung bersama sambil berkegiatan, mengajak anak menulis catatan kecil dan angka, atau menyediakan buku-buku yang menarik dapat menjadi langkah awal yang sederhana namun bisa berdampak besar.

Akhirnya, upaya yang membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk sekolah yang terus berinovasi dalam metode pengajaran, keluarga yang memberikan perhatian pada perkembangan anak. Dengan kesadaran dan komitmen bersama, diharapkan tidak ada lagi anak yang tertinggal dalam kemampuan literasi dasar.

 

Penulis:

Nadya Haq
Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris
Fakultas Sastra – Universitas Persada Bunda Indonesia


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan