Rabu, 8 Januari 2025

6 Fakta Logam Rare Earth yang Tak Banyak Diketahui

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Kandungan unsur di dalam logam rare earth.

Pekanbaru (Riaunews.com) – Logam tanah jarang (rare earth) saat ini kembali menjadi pembicaraan hangat setelah Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa lumpur Lapindo, di Sidoarjo, Jawa Timur, ternyata mengandung mineral berharga tersebut.

Rare earth adalah logam yang memiliki fungsi penting dalam banyak hal di dunia. Bahkan negara adidaya seperti Amerika Serikat menggunakan logam ini sebagai komponen dalam pembuatan smartphone, satelit, hingga peralatan militer.

Belakangan ini, ketegangan lantaran adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina membuat Cina sebagai salah satu pemasok logam tanah jarang terbesar di dunia membatasi pasokan bahan tersebut kepada Amerika Serikat. Hal ini cukup membuat negara adidaya tersebut khawatir, sebab Amerika Serikat sangat bergantung pada komponen penting tersebut.

Berikut fakta-fakta mengenai logam rare earth ini sebagaimana dikutip Riaunews.com dari IDNTimes

1. Pertama kali ditemukan pada 1787
Logam tanah jarang pertama kali ditemukan oleh letnan angkatan bersenjata Swedia bernama Carl Axel Arrhenius pada tahun 1787. Ketika itu, sang penemu mengumpulkan mineral hitam ytterbit yang berasal dari penambangan feldspar dan quartz kuarsa di Swedia.

Penemuan logam tanah jarang ini membuat banyak peneliti lain yang menemukan unsur-unsur baru salah satunya adalah pada tahun 1804, Klaproth dan rekan-rekannya menemukan Seria yang merupakan bentuk oksida dari unsur Serium.

2. Terdiri atas kumpulan 17 unsur kimia
Logam tanah jarang memuat kumpulan 17 unsur kimia dalam tabel periodik, terutama adalah 15 lantanida ditambah dengan skandium dan yttrium.
17 unsur-unsur yang menyusun logam ini antara lain: skandium, yttrium, lantanum, serium, praseodimium, neodimium, prometium, samarium, europium, gadolinium, terbium, disprosium, holmium, erbium, thulium, ytterbium, dan lutetium.

3. Banyak terdapat di kerak bumi
Meskipun namanya logam tanah jarang, logam ini tidak benar-benar langka lho. Misalnya kedua unsur yang terdapat dalam logam ini, yaitu thulium dan lutetium, yang banyak terdapat di lapisan bumi. Keberadaan kedua unsur tersebut memiliki kelimpahan 200 kali lebih besar dibanding kelimpahan emas.

Namun sayangnya, logam tanah jarang yang keberadaannya cukup melimpah di kerak bumi ini cukup sulit untuk ditambang. Karena logam ini membutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk dapat diekstrak dengan ekonomis. Maka dari itu, nama logam ini adalah rare.

4. Berperan penting dalam berbagai hal di dunia
Logam tanah jarang sangat diinginkan pasar karena amat banyak kegunaannya di berbagai bidang. Mulai dari kebutuhan bidang industri, alat elektronik, komputer, otomotif hingga teknologi nuklir lho. Logam ini juga sangat berperan penting dalam perkembangan mobil hybrid dan motor listrik.

Dalam militer, logam rare earth merupakan komponen penting dalam pembuatan mesin jet, sistem pertahanan anti rudal, panduan rudal, detektor nuklir, laser, bahkan satelit. Kandungan unsur lantanum di dalamnya juga digunakan untuk kacamata nightvision.

5. Negara-negara produsen rare earth
Negeri tirai bambu merupakan negara pemasok logam rare earth terbesar di dunia. Kabarnya, hampir 95% pasokan logam rare earth dikendalikan oleh negara Cina. Bahkan pada tahun 2005, Cina sudah mampu memproduksi 43 juta ton logam tanah jarang. Dengan berhasilnya produksi logam tanah jarang dalam jumlah besar tersebut, membuat perkembangan teknologi di Cina berkembang pesat hingga mampu bersaing dengan yang lainnya.

Selain itu, menurut sebuah Survei Geologi Amerika Serikat, diperkirakan bahwa tahun 2018 terdapat cadangan 120 juta ton logam tanah jarang di dunia termasuk 22 juta ton di Brazil dan Vietnam. Bagaimana di Indonesia?

Potensi besar dimiliki oleh Indonesia jika dilakukan pengembangan dan pengolahan pasir monasite (limbah pembuangan timah) yang merupakan sumber logam rare earth, namun memerlukan modal besar dan bantuan pemerintah untuk pelaksanaannya.

6. Harga logam tanah jarang
Sejak adanya pernyataan Cina membatasi pasokan logam tanah jarang pada Amerika Serikat, logam tanah jarang menjadi sorotan. Harganya melonjak sejak berkunjungnya Xi Jinping, presiden Cina, ke perusahaan pengolahan logam tanah jarang di Cina Selatan pada tanggal 20 Mei lalu.

Dilansir dari Tempo.co, harga logam yang naik di antaranya adalah logam rare earth dysprosium yang digunakan dalam laser, erbium oksida dan gadolinium oksida yang digunakan dalam pencitraan medis dan sel bahan bakar, yang naik sekitar 10 persen. Kemudian logam neodymium yang digunakan dalam magnet dan speaker, meningkat sejak 20 Mei dari US$ 50 (Rp 719 ribu) menjadi US$ 63,25 (Rp 910 ribu) per kilogram.

Nah, itulah keenam fakta yang mungkin belum kamu ketahui mengenai logam rare earth, yang memang terdengar asing di telinga kita. Semoga menambah pengetahuan kita.***


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan