Pekanbaru (Riaunews.com) – Senyawa amonium nitrat saat ini sedang ‘naik daun’ di pemberitaan dunia. Penyebabnya apalagi kalau bukan ledakan hebat yang terjadi di Ibu Kota Lebanon, Beirut, pada Selasa (4/5/2020) kemarin.
Dunia digegerkan dengan ledakan dahsyat layaknya bom atom tersebut.
Namun, tahukah anda, ternyata amonium nitrat tersebut banyak digunakan oleh masyarakat sehari-hari, khususnya para petani.
Baca: Ledakan di Beirut diduga berasal dari amonium nitrat sitaan dari kapal Rusia 2014 silam
Amonium nitrat dengan rumus kimia N2H4NO3 ini merupakan bahan pupuk, yang terdiri dari kation amonium (NH4) dan anion nitrat (NO3).
Kalau ini adalah bahan pupuk, kenapa bisa meledak begitu dahsyat?
Amonium nitrat dari unsur kimianya mengandung senyawa nitrogen yang memang bermanfaat untuk pertanian. Itu sebabnya amonium nitrat sering ditambahkan ke pupuk NPK (nitrogen phosphorous potassium).
Nah, tapi ada bahayanya. Amonium nitrat rentan terhadap api. Api dapat memicu reaksi kimia yang berbahaya seperti halnya yang terjadi dengan ledakan di Lebanon.
Ketika amonium nitrat tersulut api, sifat zat padat padanya mendadak berubah menjadi dua jenis gas. Dengan kata lain, amonium nitrat ini meledak.
Dua gas yang ditimbulkan itu adalah nitro oksida (N2) dan uap air (H2O).
Tahu nitro oksida? Yaitu gas yang dipakai untuk teknologi NOS (nitrous oxide system), yang suka dipakai di mobil balap dalam film Fast and Furious.
Baca: Ledakan di Lebanon bersumber dari 2.750 ton amonium nitrat
Sedikit saja, bisa membuat mobil Dominic Toretto melesat secepat kilat mengejar musuh-musuhnya. Sekarang bayangkan kalau yang meledak sebanyak 2.750 ton.
Tidak heran kalau dampak ledakan di Lebanon tersebut tidak main-main. Puluhan orang tewas dan 4.000 lainnya luka-luka akibat insiden ledakan bahan kimia tersebut.***
Sumber: Detik
Editor: Ilva