Berlin (Riaunews.com) – Meletusnya gunung berapi bawah laut Tonga yang menyebabkan tsunami di beberapa negara Pasifik menjadi perhatian khusus para ilmuwan .
Data satelit menunjukkan peristiwa itu yang ditakutkan sebagian orang mungkin menghancurkan negara kepulauan Pasifik itu membuat pola gelombang gravitasi atmosfer yang tidak biasa.
Letusan-letusan gunung berapi sebelumnya belum pernah menghasilkan sinyal seperti itu, membuat para ahli bingung.
“Ini benar-benar unik. Kami belum pernah melihat data seperti ini sebelumnya,” kata Lars Hoffmann, ilmuwan atmosfer di Jülich Supercomputing Center di Jerman, seperti dilansir dari Nature, Rabu (20/1/2022).
Penemuan itu dibuat dalam gambar yang dikumpulkan Atmospheric Infrared Sounder (AIRS), yang dipasang di satelit Aqua NASA, beberapa jam setelah letusan gunung berapi Hunga Tonga–Hunga Haʻapai pada Jumat (14/1/2022).
Mereka menunjukkan lusinan lingkaran konsentris, masing-masing mewakili gelombang yang bergerak cepat di gas atmosfer, membentang lebih dari 16.000 kilometer.
Gelombang mencapai dari permukaan laut ke ionosfer, dan para peneliti berpikir bahwa mereka mungkin melewati dunia beberapa kali.
Salah satu aspek yang paling menakjubkan dari pemantauan satelit cuaca adalah gelombang kejut yang bergerak cepat ke segala arah.
Gelombang tekanan dari letusan eksplosif ini mencakup seluruh dunia. Lembaga Meteorologi Inggris mencatat gelombangnya di barometer, tidak hanya sekali tetapi dua kali.
Terdapat sekelompok satelit yang memantau sistem cuaca dari jarak 36.000 kilometer di atas Bumi.
Berbagai perangkat itu memindai seluruh belahan bumi setiap beberapa menit, dan menyampaikan semua gambar yang terpantau serta prakiraan terkini ke kru di Bumi.***
Tonga Erupts
January 15-18
4k: https://t.co/jt5GrV1sQu pic.twitter.com/unvQae7r8b— Seán Doran (@_TheSeaning) January 19, 2022
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.