Kamis, 28 November 2024

Jaringannya Berhasil Diretas, Starlink Justru Beri Hadiah pada si Hacker

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Starlink, perusahaan penyedia jasa layanan internet berbasis satelit milik Elon Musik.

Brussel (Riaunews.com) – Starlink, layanan internet berbasis satelit milik Elon Musk, diretas oleh peneliti keamanan Belgia bernama Lennert Wouters. Ia bahkan mampu meretas Starlink hanya menggunakan modchip seharga 25 dollar AS atau setara Rp 368.000.

Selain meretas jaringan, Wouters juga dapat menjelajah ke seluruh sistem Starlink dengan leluasa.

Namun temuan Wouters ini tidak ditujukan untuk praktik kejahatan, melainkan untuk identifikasi celah keamanan internet Starlink. Sebelum mengumumkan temuannya ke publik, Wouters juga telah melaporkan celah keamanan ini ke pihak Starlink.

Adapun cara Wouters meretas Starlink adalah dengan membongkar pemancar Starlink miliknya. Ia kemudian memodifikasi mesin pemancar dengan mikrokontroler Raspberry Pi, sakelar listrik, memori, dan pengatur voltase.

Wouters kemudian menyolder alat-alat tersebut ke power circuit board (PCB) Starlink dan menghubungkannya dengan jaringan.

Setelah terhubung, alat tersebut bisa memangkas sistem untuk sementara sehingga memberikan Wouters akses ke sistem Starlink. Dengan demikian, Wouters bisa menjelajah jaringan Starlink secara leluasa.

Dapat hadiah dari SpaceX
Wouters melaporkan temuannya ke SpaceX, melalui program penemuan bug berhadiah (bug bounty program). Perusahaan penyedia layanan antariksa itu kemudian memberikan hadiah kepada Wouters, meskipun jumlahnya belum terungkap.

Yang jelas, Lennert Wouters kini bertengger di posisi kedua dalam daftar peneliti yang berjasa melaporkan masalah keamanan penting ke SpaceX.

Usai menerima laporan celah keamanan Starlink, SpaceX menerbitkan dokumen enam halaman yang mengapresiasi temuan Wouters. Perusahaan juga mengundang orang lain untuk meniru Wouters dengan mengatakan “Starlink menyambut peneliti keamanan (yang mengungkap bug)”.

Selain itu, SpaceX pun mematikan bahwa bug yang ditemukan Wouters tidak berdampak signifikan pada keamanan jaringan maupun pengguna Starlink. Sebab, peralatan yang dimodifikasi, diklaim tidak memengaruhi semua jaringan Starlink.

Meski demikian, SpaceX mengakui pihaknya kesulitan melindungi alat Starlink sepenuhnya dari peretas. Untuk itu, program pencarian bug Starlink akan terus dibuka oleh SpaceX, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Slash Gear, Rabu (17/8/2022).

Program berburu bug sendiri cukup banyak digelar oleh berbagai perusahaan teknologi guna melacak bug serta celah keamanan yang mungkin luput dari perhatian perusahaan.

Apple misalnya, belum lama ini memberikan hadiah 100.000 dollar AS atau setara Rp 1,47 miliar kepada mahasiswa doktoral yang berhasil meretas Mac.***


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan