Pekanbaru (Riaunews.com) – Pemerintah memutuskan selama masih Pandemi Covid-19, maka proses belajar-mengajar di semua tingkat pendidikan dilakukan secara online alias daring (dalam jaringan).
Namun sistem ini bagi sebagian besar orang tua dirasa memberatkan, karena mereka terpaksa mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli paket internet yang tidak murah.
Apalagi jika pihak sekolah memilih konferensi video dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang membuat paket internet cepat habis.
Baca: Persatuan Guru tolak rencana Kemendikbud yang akan permanenkan pembelajaran jarak jauh
Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur Riau H Edy Natar mengatakan jika kondisi ini memang harus dilakukan demi terlaksananya proses belajar siswa. Karena proses belajar tatap muka di sekolah, belum bisa diterapkan akibat pandemi Covid-19.
“Sementara ya kita lakukan dululah ya. Masyarakat diminta untuk bersabar, hingga kondisinya memang benar-benar sudah aman,”sebut Wagubri, Jumat (25/7/2020) di Pekanbaru.
Wagubri mengakui, jika proses belajar dengan sistim daring ini memang kurang efisien. Belum lagi, orang tua harus mengeluarkan biaya untuk membeli kuota internet bagi siswa di rumah.
Baca: Disdik Riau rancang metode pembelajaran di masa new normal
“Jangankan sekolah, kita melakukan webinar (web seminar-red) saja kadang kala sering terganggu sinyalnya. Jadi itu memang kita maklumi,” ungkapnya, dilansir MCR.
Saat disinggung apakah Pemprov Riau akan mengeluarkan kebijakan belajar tatap muka di sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Wagubri mengatakan, hal itu kemungkinan belum bisa dilakukan. Namun pihaknya akan mengevaluasi sistim belajar daring itu.
“Sampai saat inikan belum, tetapi itu akan dievaluasilah. Yang jelas kemarin, Pak Gubernur belum ada mengeluarkan kebijakan untuk itu,” ulasnya.***
Editor: Ilva