Hacker Bjorka sentil Denny Siregar yang Hidup dari Duit Pajak Tapi Picu Polarisasi

Pegiat media sosial Denny Siregar.

Jakarta (Riaunews.com) – Hacker Bjorka menuding pegiat media sosial Denny Siregar menggunakan uang pajak dan menggunakan internet untuk mengadu domba atau memancing polarisasi masyarakat.

Hal tersebut Bjorka ungkapkan melalui cuitan di akun Twitter @bjorkanism pada Ahad (11/9/2022). Dalam cuitan itu, hacker yang juga diduga membobol data PLN ini juga me-mention akun Twitter milik Denny, @Dennysiregar7.

“Hai @Dennysiregar7. Bagaimana rasanya hidup menggunakan uang pajak dari orang Indonesia tapi malah menggunakan internet untuk mempolarisasi orang?” demikian bunyi kicauan itu.

Baca Juga: Alasan Bjorka Serang Akun Pemerintah Indonesia: Saatnya Revolusi

Sebelumnya, Bjorka mengaku telah meretas sejumlah data milik pemerintah. Terbaru ia meretas sejumlah surat milik Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Surat-surat yang termasuk dari Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut diunggah dalam situs breached.todan diklaim Bjorka milik Presiden Jokowi pada periode 2019-2021.

“Berisi transaksi surat tahun 2019-2021 serta dokumen yang dikirimkan kepada Presiden termasuk kumpulan surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara (BIN) yang diberi label rahasia,” tulisnya di situs tersebut.

Total ada 679.180 dokumen berukuran 40 MB dalam kondisi terkompres (compressed) dan 189 MB dalam kondisi tidak terkompres (uncompressed) yang diunggah Bjorka.

Baca Juga: Makin Seru, Hacker Bjorka Kini “Telanjangi” Data Pribadi Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin

Dalam situs tersebut, Bjorka turut melampirkan beberapa sampel dokumen, di antaranya surat dengan judul ‘Surat rahasia kepada Presiden dalam amplop tertutup’, ‘Permohonan Dukungan Sarana dan Prasarana’, dan Gladi Bersih dan Pelaksanaan Upacara Bendera dalam Peringatan HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun 2019′.

CNNIndonesia.com telah berusaha menghubungi Denny Siregar untuk memintai keterangan terkait tuduhan Bjorka. Namun, hingga berita ini diturunkan yang bersangkutan belum memberikan respons.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *