Pekanbaru (Riaunews.com) – Terbongkarnya kelicikan Andi Taufan Garuda Putra yang memanfaatkan jabatannya sebagai Staf Khusus Presiden, yakni dengan cara menyurati camat seluruh Indonesia menggunakan kop Sekretariat Kabinet untuk membantu perusahaannya, PT Amartha Mikro Fintek, berbuah banyak kecaman.
Berbagai pihak mendesak Presiden Joko Widodo memecat Andi Taufan, atau kalau masih punya rasa malu, dia sendiri harus mengundurkan diri.
Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Laode M Syarif turut menyarankan Jokowi untuk memecat stafsus yang ketahuan memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi tersebut.
“Staf Khusus Presiden Andi Taufan ini, masih MUDA sudah belajar MEMANFAATKAN KESEMPITAN UNTUK KEUNTUNGAN PRIBADI melalui @amarthaid,” cuit Laode melalui akun Twitternya @LaodeMSyarif, Selasa (14/4/2020).
Laode menilai tindakan Andi Taufan ini salah satu contoh konflik kepentingan akut.
“Dia tidak layak menjadi staf khusus Presiden. Harus mundur kalau punya malu,” lanjut Laode sembari me-mention @KPK_RI.
Staf Khusus Presiden Andi Taufan @GarudaPutra ini, masih MUDA sudah belajar MEMANFAATKAN KESEMPITAN UNTUK KEUNTUNGAN PRIBADI melalui @amarthaid. Ini Contoh CONFLICT OF INTEREST akut. Dia tidak layak, menjadi staf khusus Presiden @jokowi. HARUS MUNDUR KALAU PUNYA MALU @KPK_RI pic.twitter.com/EemIQ4fMSW
— Laode M Syarif (@LaodeMSyarif) April 14, 2020
Terbongkarnya kasus yang mencoreng muka Jokowi ini berawal dari cuitan Ketua DPD Gerindra Iwan Sumule lewat Twitter pada Senin (13/4/2020).
“Ada lagi yang beginian. Yang bener saja, mosok ada surat dari Istana langsung ke kecamatan….hahaha. Hancur tatanan administrasi kenegaraan. Iya gak sih?” kata Iwan.
Meski awalnya ada yang meragukan dan menganggap surat tersebut hoaks, namun akhirnya Anti Taufan sendiri membenarkan dan meminta maaf.***
Pewarta: Ilva
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.