Jakarta (Riaunews.com) – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas menyatakan tidak setuju rencana penyatuan mata pelajaran (mapel) Pendidikan Agama dengan Pendidikan Kewarganegaraan.
“Saya tidak setuju 1000 kali. Apa alasannya untuk menyatukan mata pelajaran tersebut,” kata Anwar Abbas saat diminta tanggapanya, Kamis (18/6/2020).
Kalau memang benar hal itu direncanakan, Anwar Abbas menilai telah terjadi upaya pendangkalan agama dan sekulerisasi.
Baca: Mapel Agama akan dilebur dengan PKN, begini penjelasan Kemendikbud
“Saya ulangi sekali lagi kalau memang ada maka berarti pendangkalan agama dan sekulerirasi itu benar-benar mereka lakukan secara nyata dan sistimatis. Jika mereka berani melakukannya silahkan saja. Sama-sama kita lihat,” kata Anwar Abbas yang juga Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut.
Dikutip dari Media Indonesia, hal senada juga ditegaskan Pimpinan Lembaga Pendidikan Maarif PBNU KH Arifin Junaedi yang juga menolak peleburan mapel Pendidikan Agama dengan PKN itu.
“Kami sudah membicarakannya dan akan segera menyikapinya. Namun masih internal tetapi intinya kami menolak,” tandas Arifin Junaidi.
Hemat dia materi pendidikan agama yang ada sebenarnya masih kurang, “Lah kok sekarang malah mau dikurangi dengan rencana peleburan tersebut,” ucapnya.
Sebelumnya, pada pekan ini beredar dokumen tentang penyederhanaan Kurikulum 2013 (K-13) yang dibahas dalam FGD struktur kurikulum SD menjadi perbincangan ramai sejumlah kalangan juga para guru.
Baca: BPIP: Pancasila dan agama tak bisa dibenturkan
Pada dokumen tersebut tertuang rencana melebur mata pelajaran Pendidikan Agama dengan mapel Pendidikan Kewarganegaraan (PKN), Pancasila dan Kepercayaan. ***