Selasa, 26 November 2024

LAM kritisi gadung-gedung di Pekanbaru minim ornamen Melayu

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Sejumlah gedung baru dan pusat perbelanjaan di Pekanbaru minim beronamen Melayu. (Foto: Youtube/Raja Drone ID)

Pekanbaru (Riaunews.com) – Lembaga Adat Malayu Riau (LAMR) Kota Pekanbaru menyayangkan minimnya ornamen melayu disejumlah bangunan gedung baru di Kota Pekanbaru.

Hal ini diungkapkan Ketua LAM Pekanbaru Datuk Yose Saputra. Saat ini ini kata Yose, banyak gedung-gedung dan perkantoran ataupun pusat perbelanjaan yang baru berdiri di Kota Pekanbaru namun tidak menampilkan adanya ornamen Melayu.

Dilansir Media Center Riau, Yose menceritakan, pada zaman Walikota Pekanbaru, Almarhum Farouq Alwi di tahun 1981 hingga 1991 ada 7 kecamatan yang ditandai dengan dibangunnya gapura yang berarsitektur Melayu. Selain itu pada zaman Almarhum Farouq Alwi juga dikeluarkan Peraturan Walikota (Perwako) yang mana bangunan-bangunan ingin berdiri di Pekanbaru harus menggunakan ornamen melayu.

“Pada zaman Walikota Oesman Effendi Apan, bangunan harus menggunakan ornamen Melayu dan dikuatkan dari Perwako menjadi Peraturan Daerah (Perda),” cakap Datuk Yose, Senin (9/3/2020).

Selanjutnya Yose menerangkan, pada zaman Walikota Herman Abdullah, Perda yang dikeluarkan oleh Oesman Effendi Apan tersebut dikuatkan lagi dengan mengkaitkannya dengan peraturan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

“Apapun bentuk IMB itu wajib memakai ornamen Melayu,” jelasnya.

Dari itu, Yose menilai bahwa dimulai dengan hari ini Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dibawah kendali Walikota Pekanbaru, Firdaus perlu untuk membangkitkan dan memfungsikan Perda tersebut kembali.

“10 tahun belakang ini Pemko Pekanbaru seakan lupa melakukan pelaksanaan IMB berkaitan dengan budaya melayu. Sempena ulang tahun MPP dalam waktu dekat ini, MPP harus menjadikan program IMB ini di setiap mengeluarkan izin,” tegasnya.

Tak hanya bangunan gedung dan perkantoran, LAM juga mencatat terdapat 7 gapura yang sudah berdiri puluhan tahun saat ini dalam keadaan rusak parah.

Saat ini sambung Yose, tokoh-tokoh masyarakat di Pekanbaru tengah bersedih hati melihat betapa indahnya gapura tersebut ketika baru dibangun namun kini berbanding terbalik dengan sejumlah kerusakan.

Karena itu, Ia berharap Pemko Pekanbaru dibawah kepemimpinan Firdaus memberikan perhatian terhadap budaya dan simbol-simbol ornamen melayu ini. Salah satunya memperbaiki gapura yang rusak dan memasukkan ornamen melayu dalam IMB.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *