Pekanbaru (Riaunews.com) – Juru Bicara Penanganan Covid-19 Provinsi Riau, dr Indra Yovi menyebutkan, penyakit akibat virus corona (Covid-19) tidak bisa disembuhkan dengan sistem herd immunity. Sebab, sudah ada negara yang mempraktekkan sistem tersebut, namun gagal.
Dia menjelaskan, herd immunity adalah membiarkan tubuh terpapar virus, kemudian tubuh menjadi kebal dan bisa sembuh dengan sendirinya. Menurut Yovi, jika orang di bawah usia 60 tahun terpapar Covid-19, mungkin bisa tidak lagi terinfeksi virus tersebut.
Baca: Riau akhiri PSBB, dr Indra Yovi: Bukan berarti semua selesai
“Namun berbeda jika virus tersebut terkena ke orang tua kita usia di atas 60 tahun, presentasenya 80% bisa meninggal dunia,” ujar Yovi, Sabtu (30/5/2020).
Yovi mengatakan, salah satu contoh negara yang menerapkan sistem herd immunity yaitu Swedia. Negara tersebut membuat kebijakan untuk tidak melakukan sistem pembatasan fisik dari mulai bulan Maret, April dan awal Mei ini.
Kebijakan tersebut dilakukan Swedia untuk membiarkan semua masyarakatnya terpapar Covid-19, dengan harapan masyarakat bisa kebal dengan virus tersebut.
“Ternyata hasilnya berbeda, yang terjadi dampaknya luar biasa, Swedia termasuk negara paling banyak jumlah kematiannya,” jelas Yovi.
Baca: Ini saran dr Indra Yovi dalam persiapan kebijakan pasca PSBB
Belajar dari kasus Swedia tersebut, Yovi kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, menjaga jarak, rajin cuci tangan dan tetap menggunakan masker jika harus keluar rumah.
“Saya pikir kalau orang waras tidak ada yang mau orang tuanya kena Covid-19 kemudian meninggal dunia. Makanya perlu protokol kesehatan bukan herd immunity,” kata Yovi.***