Senin, 25 November 2024

Sebutan ‘Keluarga Miskin’ diganti dengan ‘Keluarga Prasejahtera’ pada stiker penerima bantuan sembako

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Wali Kota Pekanbaru Firdaus memperlihatkan stiker yang akan ditempelkan di rumah warga penerima bantuan.

Pekanbaru (Riaunews.com) – Setelah sempat menuai protes, pelabelan ‘Keluarga Miskin’ pada tanda yang diberikan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru di rumah warga penerima bantuan diganti dengan ‘Keluarga Prasejahtera’.

Wali Kota Pekanbaru Firdaus menyebut, banyak masukan yang meminta agar Pemko Pekanbaru membedakan mana yang klaster 1, klaster 2, klaster 3, dan klaster 4 sebagai penerima. Sebab, dinilai tidak tepat sasaran, dan ada saran agar diberi tanda supaya tepat sasaran.

Ia mengakui banyak juga kritikan yang datang. Kata dia, di media sosial bahkan ada yang mengomentari penempelan tanda itu.

“Ada yang komen di medsos saya baca, pak wali sudah jelas itu rumah kayu, kenapa ditulis lagi sudah jelas miskin kok dikasih tanda. Apa pun kebijakan yang diambil tetap salah. Ini soal persepsi,” jelasnya.

Firdaus mengumpamakan seperti kisah Abu Nawas. Dalam kisah itu, seorang bapak dan anak melewati empat negeri dengan seekor keledai.

Di negeri pertama yang mereka lalui, orang mengomentari sang bapak yang dianggap tega kepada anak lantaran si bapak naik keledai dan sang anak dibiarkan berjalan. “Itulah orang tua yang tega. Anak kecil begitu disuruh jalan. Dia enak naik keledai. Salah lagi,” kata Walikota bercerita.

Di negeri kedua, gantian sang anak yang menaiki keledai dan si bapak berjalan. “Itu anak tidak sadar diri. Orang tua disuruh di bawah. Dia enak-enak di atas. Salah lagi,” kata dia.

Lanjutnya, di negeri ketiga, keduanya naik keledai. Lalu dikomentari orang senagai orang zalim. “Keledai kecil. Dia naik berdua. Mana sanggup keledainya. Betul-betul manusia zolim. Salah lagi,” jelasnya.

Di negeri keempat, keduanya turun dari keledai dan memilih berjalan kaki dengan menggiring keledai.

“Di kampung terakhir akhirnya mereka turun. Ini manusia dungu, keledainya ada tapi mereka tidak naik. Salah lagi,” kata Walikota.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *