Selasa, 26 November 2024

Drama Risma, sujud dan menangis di depan para dokter karena tak ingin disalahkan terus

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Momen Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menangis dan sujud di depan para dokter.

Surabaya (Riaunews.com) – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kembali membuat drama. Merasa menemui jalan buntu lantaran tidak bisa berkomunikasi dengan Rumah Sakit Umum (RSU) dr Soetomo, kader PDIP ini sujud sambil menangis di hadapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) saat audiensi di Balai Kota Surabaya, Senin (29/6/2020).

Kejadian ini berawal saat Risma mendengarkan audiensi dari para dokter yang ada di rumah sakit rujukan di Surabaya. Termasuk salah satunya adalah Dokter Ahli Paru RSU dr Soetomo, dr Sudarsono.

Baca: Jokowi sebut 70% warga Surabaya tak pakai masker, Risma: Masa ya, kamu lihat sendiri di jalanan

Saat itu, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Pinere rumah sakit milik Pemprov Jatim menyampaikan jika rumah sakitnya telah mengalami overload pasien penderita corona atau Covid-19. Mendengarkan hal itu, Risma pun menimpali, jika pihaknya mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan pihak RSU dr Soetomo.

Risma kembali mengungkapkan uneg-unegnya, jika selama ini pihaknya juga sudah berupaya memberikan bantuan seperti alat pelindung diri (APD), namun selalu ditolak.

“Kami mohon maaf. Karena kami enggak bisa masuk ke sana (komunikasi dengan RSU dr Soetomo). Tolong kami jangan disalahkan terus. Kita bahkan mau mengurus jam tiga pagi orang meninggal yang warga bukan Surabaya, kami masih urus. Saya mohon maaf,” katanya.

Sementara itu, menanggapi soal penolakan bantuan dari Pemkot Surabaya seperti yang dikatakan Risma, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo Surabaya, Dr. Joni Wahyuhadi, pun mengakuinya.

Baca: Heran Risma sering marah, Fadli Zon: Emangnya ngamuk menyelesaikan masalah?

Namun ia beralasan, penolakan tersebut lebih dikarenakan stok APD di tempatnya masih cukup banyak. Sehingga, ia pun berharap APD dari Pemkot Surabaya tersebut dapat disalurkan ke rumah sakit lain yang lebih membutuhkan.

“Kami bukan enggak mau, tapi masih banyak rumah sakit lain yang membutuhkan. Kita masih ada cukup banyak,” ungkapnya.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *