Jumat, 29 November 2024

Diminta Jokowi longgarkan cicilan motor selama setahun, ini kata AISI

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Wabah corona berdampak pada pendapatan pengemudi ojek online, sehingga kesulitan membayar kredit motor.

Jakarta (Riaunews.com) – Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) tak ingin berkomentar banyak menyikapi kebijakan yang disampaikan Presiden Joko Widodo terkait relaksasi kredit sepeda motor hingga satu tahun buat pekerja ojek online imbas virus corona.

Asosiasi yang membawahi lima merek besar produsen sepeda motor Indonesia yaitu Yamaha, Honda, Kawasaki, Suzuki, dan TVS itu menyatakan masih akan mempelajari hal tersebut.

“Kami pelajari dulu,” kata Divisi Humas AISI Ahmad Muhibbuddin melalui pesan singkat, Selasa (24/3/2020).

Dilansir CNN Indonesia, kebijakan Jokowi ini dilandasi pada keluhan pekerja transportasi online di tengah wabah corona. Menurut Jokowi banyak pengemudi kesulitan membayar cicilan sepeda motor sebab ada kebijakan bekerja dan belajar dari rumah untuk mencegah penularan corona.

Hal tersebut justru membuat jumlah pengguna jasa ojek online berkurang yang berujung kepada anjloknya pendapatan harian pengemudi.

Kabarnya relaksasi ini membuat pemilik sepeda motor hanya akan membayar bunga, atau bisa juga cuma angsuran pokok saja dalam periode tertentu tergantung kesepakatan dengan perusahaan pembiayaan.

“Keluhan saya dengar juga dari tukang ojek, supir taksi, yang sedang memiliki kredit motor dan mobil atau pun nelayan yang sedang kredit perahu. Saya kira juga perlu disampaikan jangan khawatir karena pembayaran bunga dan angsuran diberikan relaksasi selama 1 tahun,” kata Jokowi.

Sementara itu Komunitas pengemudi ojek online (ojol) Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) menyambut baik kebijakan itu. Garda menilai hal tersebut dapat melonggarkan beban pengemudi lantaran pendapatan terus menyusut seiring kebijakan bekerja dan belajar dari rumah sebagai bentuk pencegahan penularan wabah corona.

Igun bilang pendapatan pengemudi terus anjlok dari hari ke hari dengan kebijakan tersebut. Penghasilan rata-rata pengemudi hingga saat ini sudah mengalami penurunan secara signifikan lebih kurang 50-70 persen.

“Ojol hanya andalkan pesan layan antar makanan dan kiriman barang, sedangkan penumpang sangat anjlok,” kata Igun.***


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan