Pekanbaru (Riaunews.com) – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menandatangani kesepakatan Perjanjian Kerja Sama (PKS) terkait kerjasama informasi rutin prakiraan cuaca dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Penandatanganan MoU ini dilakukan pada Senin,4 November 2024 lalu.
Lebih jauh, kerjasama diantaranya meliputi informasi prakiraan cuaca khusus, informasi peringatan dini cuaca, informasi prakiraan cuaca hujan dasarian dan bulanan, serta informasi cuaca maritim. Sementara terkait sumber daya manusia, ada program peningkatan kompetensi seperti bimbingan teknis pemahaman cuaca.
Kolaborasi ini sangat penting demi mendukung kelancaran produksi migas PHR Wilayah Kerja (WK) Rokan. Nantinya, ada sekitar 30 titik pantau di WK Rokan yang menjadi target pemantauan cuaca menggunakan radar dan detil analisa prakiraan cuaca dari BMKG. Durasi informasi yang dikumpulkan akan tercatat selama interval 1 jam, 3 jam kedepan dan seterusnya.
Seperti dijelaskan Vice President OE/HES PHR, Tujuan Sanggam Silaen, untuk menghimpun informasi cuaca, saat ini masih menggunakan radar milik Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG). Untuk tahun depan, peningkatan data informasi prakiraan cuaca akan dipasang perangkat khusus dengan pengadaan Automatic Weather Station (AWS) yang akan terkoneksi dengan jaringan milik BMKG untuk meningkatkan keakurasian data prakiraan cuaca di atas 95%.
“Bagi PHR, kecepatan dan ketepatan informasi cuaca sangat penting dalam manajemen operasi di WK Rokan. Misalnya, saat dilakukan aktivitas pengeboran sumur di lapangan, maka rig bisa fokus melakukan drilling pada lokasi yang diprediksi tidak hujan. Kalaupun terjadi hujan di hampir seluruh Lokasi, rig akan fokus pada lokasi dengan intensitas hujan rendah,” ujar Tujuan.
Tujuan menambahkan, prediksi cuaca juga sangat membantu dalam memprediksi banjir dan menyelaraskan dengan data pengukuran muka air Sungai. Sehingga pit air yang terproduksi bisa termonitor dan tidak meluap ketika hujan lebat tiba.
Dalam beberapa kasus di tahun sebelumnya, pergerakan rig dan kegiatan produksi lainnya cukup terhambat ketika musim hujan tiba. “Jika persoalan ini bisa diatasi, maka jadwal kegiatan Major Capital Project atau proyek yang menjadi prioritas utama PHR akan selaras dengan informasi prakiraan cuaca yang diterima dari BMKG,” pungkas Tujuan.
Sementara, bagi BMKG dinamika cuaca di area produksi membutuhkan kecepatan arus informasi. Dengan demikian, kolaborasi ini bisa memberikan prakiraan cuaca dan peringatan dini yang akurat.
“Sehingga mendukung aktivitas produksi di WK Rokan,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.