Jumat, 29 November 2024

Utang pemerintah ke Pertamina yang buat harga BBM tak turun

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 

Jakarta (Riaunews.com) – Harga jual eceran bahan bakar minyak (BBM) hingga saat ini belum turun meski harga minyak mentah dunia telah mengalami penurunan sejak Februari. Puncaknya, harga minyak diobral minus pada April lalu.

Pengamat Energy Watch Indonesia Mamit Setiawan menilai anjloknya harga minyak dunia yang tak tercermin di pasar minyak dalam negeri disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya utang negara kepada Pertamina.

Dilansir CNN Indonesia, ia memaparkan sepanjang periode 2017-2019 saja, Pertamina memiliki piutang yang belum dilunasi pemerintah sebesar Rp70 triliun. Tak heran sebab perusahaan pelat merah ini dititipi program pemerintah seperti subsidi BBM.

Baca: KPPU temukan dugaan permainan harga BBM dalam negeri

Meski pemerintah lewat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akan memberikan dana talangan sebesar Rp48,25 triliun kepada Pertamina, namun sebetulnya Rp41,6 triliun di antaranya merupakan pelunasan kompensasi atas harga jual BBM jenis Premium dan Solar untuk 2017 dan 2018.

Akibatnya, keuangan perseroan pun terbebani. Mamit bilang, melihat kesehatan keuangan Pertamina saat ini, hampir dipastikan perseroan tak kuat menanggung beban lebih dalam. Ini termasuk menurunkan harga BBM meski harga minyak tengah murah meriah.

“Sebetulnya banyak alasan kenapa Pertamina tak menurunkan harga BBM, yang utama utang pemerintah yang belum dibayarkan. Kalau sudah dibayar pemerintah mungkin baru bisa Pertamina menetapkan harga baru,” ucapnya, Sabtu (16/5/2020).

Baca: Harga BBM tidak turun, PKS: Pemerintah tak punya itikad baik

Sebagai pelaku dominan di pasar penjualan BBM, ia menyebut pelaku usaha lainnya hanya akan mengekor langkah Pertamina. Sebab, Pertamina memiliki kemampuan distribusi atau jumlah stasius pengisian bahan bakar umum sebesar 98,3 persen.

Pelaku usaha lain yang tak mencapai 2 persen ini dinilainya tak akan mematok harga baru jika Pertamina masih bisu. Alasan lainnya yaitu penurunan penjualan selama pandemi virus corona dan diperparah oleh Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Baca: Pakar Perminyakan: Harga BBM seharusnya sudah turun Rp2.000 per liter pada 1 Mei

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan berdasarkan data yang dimilikinya, secara nasional penurunan penjualan BBM mencapai 34,9 persen per 16 April 2020.

Pertamina yang ‘dipukul’ dari hulu dan hilir ini, menurut Mamit, menjadikan Pertamina lebih hati-hati dalam mengambil keputusan.***


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan