Surabaya (Riaunews.com) – Kasus yang menyeret pelaku intimidasi murid SMA Gloria 2 Surabaya, Jawa Timur yakni Ivan Sugianto kini kian memanas.
Pasalnya, pelaku sekaligus pemilik Club Malam Valhalla ini sempat disebut hanya berprofesi sebagai tukang service Handphone (Hp).
Yang mana, hal itu diutarakan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Ahmad Sahroni.
Namun, hal tersebut justru dibantah oleh Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana.
Kepala PPATK ini menyebutkan bahwa rekening milik Ivan telah mencapai Rp100 miliar selama kurun waktu satu bulan.
Diketahui, nilai transaksi mencapai ratusan miliar itu mengalir ke Club Malam Valhalla yang sempat disebut sebagai miliknya.
Alhasil, rekening milik Ivan yang mengalir ke tempat dugem asal Surabaya ini diblokir oleh pihak PPATK.
“Ya (transaksi keuangan) lebih (dari Rp100 miliar). Hanya dilakukan dalam beberapa bulan saja,” ucap Yustiavandana.
“Iya (rekening Valhalla turut diblokir) ada belasan rekening, berkembang terus. Kasus masih jalan,” lanjutnya yang dikutip Pojoksatu.id dari akun X milik @faridhcrb.
Seperti diketahui sebelumnya, belum lama ini Sahroni mengungkap fakta yang membuat publik terkejut.
Yang mana, dirinya menuturkan bahwa Ivan tidak ada hubungan khusus seperti bekingan terhadap para petinggi di Polrestabes Surabaya.
Anggota DPR RI ini justru menjelaskan bahwa pelaku intimidasi murid SMA Gloria 2 Surabaya ini hanya berprofesi sebagai tukang service hp di markas kepolisian.
Hal ini diutarakan Sahroni lantaran telah beredar luas foto pemilik Club Malam Valhalla itu di markas Polrestabes Surabaya.
“Dia hanya sebagai jasa perbaikan Handphone (Hp), kalau petugas polisi itu hp-nya rusak dia (Ivan) yang perbaiki,” ucap Sahroni.
“Makanya ada foto yang beredar dia duduk di ruangan Polrestabes Surabaya,” lanjutnya yang dikutip dari portal Pojoksatu.id.
Sahroni kembali menegaskan bahwa hubungan antara Ivan dengan para petinggi di Polrestabes Surabaya hanya sebatas penjual jasa biasa.
Tidak heran, banyaknya foto Ivan yang beredar luas memperlihatkan dirinya dengan para aparat yang sempat diduga sebagai bekingnya.
“Kamuflase cerita foto yang beredar. Gara-gara jasa dia perbaiki hp itulah dia mengenal segala aktivitas yang ada di dalamnya,” terangnya. ***