Jakarta (Riaunews.com) – Aktivis HAM asal Papua Natalius Pigai turut menyoroti aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.
Melalui akun Twitter @NataliusPigai2, Ahad (28/3/2021), Pigai mengatakan bahwa negara mesti memberikan rasa aman kepada rakyatnya.
Dia juga meminta Polri agar segera mengumumkan pelaku. Pigai pun memberi beberapa masukan kepada aparat dalam mencari petunjuk guna mengusut tuntas aksi teror tersebut.
“Negara harus beri rasa aman kepada Rakyat. Petunjuk untuk Polri pelaku bisa saja dari: 1). JAD afiliasi ISIS. 2) MIT afiliasi ke JAD dipimpin Ali Kalora. 3). JI baru (Neo JI). 4).Orang2 yang diperlukan tidak adil. 5). mungkin juga Rekayasa. DVI Polri harus umumkan pelaku,” tulisnya.
Negara harus beri rasa aman kepada Rakyat. Petunjuk untuk Polri pelaku bisa saja dari: 1). JAD afiliasi ISIS. 2) MIT afiliasi ke JAD dipimpin Ali Kalora. 3). JI baru (Neo JI). 4).Orang2 yang diperlukan tidak adil. 5). mungkin juga Rekayasa. DVI Polri harus umumkan pelaku pic.twitter.com/VvqxF9V4Lj
— NataliusPigai (@NataliusPigai2) March 28, 2021
Terpisah, Ketua Pimpinan Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan bahwa organisasinya mengecam keras aksi teror di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan yang terjadi pada Ahad (28/3/2021).
Melalui akun Twitter @HaedarNs, Haedar menyebut pelaku aksi teror tersebut biadab.
“Segala bentuk kekerasan yang menimbulkan ketakutan, kekacauan, serta mengancam dan mengorbankan nyawa manusia, papun motif dan tujuannya serta oleh siapapun pelakunya sangatlah biadab,” tulis Haedar.
Haedar meminta aparat mengusut tuntas pelaku serta motifnya. Dia juga meminta Kepolisian agar membongkar jaringan serta aktor di balik aksi teror tersebut.
“Kami meminta pihak kepolisian hendaknya mengusut tuntas siapa dan apa motif peledakan bom tersebut, bila perlu investigasi jaringan dan aktor di balik teror yang anarkis tersebut,” tulisnya.
Di sisi lain, Haedar mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan berbagai prasangka serta asumsi yang dapat mengaburkan kasus ini.
“Meski terjadi di depan rumah ibadah, jangan sertamerta mengaitkan tindakan bom tersebut sebagai terhubung dengan agama dan golongan umat beragama tertentu,” tulisnya.
Haedar juga mengungkap kemungkinan aksi itu sebagai bentuk adu domba.
“Boleh jadi tindakan bom tersebut merupakan bentuk adudomba, memancing di air keruh, dan wujud dari perbuatan teror yang tidak bertemali dengan aspek keagamaan,” tulisnya.***
Kurang ajar sekali manusia ini