Amman (Riaunews.com) – Yordania disebut menerima ‘upah’ US$1 miliar atau setara Rp15 triliun per tahun dari Amerika Serikat dalam bentuk bantuan militer, karena telah ikut mencegat rudal-rudal yang diluncurkan Iran ke Israel.
Media Inggris, The Guardian melaporkan salah satu negara Arab itu menerima kucuran dana dari AS seiring dengan tindakan mereka ‘membela’ Negeri Zionis.
Iran pada Selasa (1/10) malam meluncurkan lebih dari 180 rudal balistik dan hipersonik ke Israel sebagai balasan atas genosida Israel di Palestina dan Lebanon. Serangan itu juga diklaim balasan atas kematian pemimpin milisi Hamas Palestina, Ismail Haniyeh, dan pemimpin Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah.
Ketika serangan terjadi, pasukan militer Yordania menyatakan sistem pertahanan udara dan angkatan udaranya menembak jatuh sejumlah rudal dan drone yang memasuki wilayah udara Yordania.
Serangan rudal yang dilaporkan itu kemungkinan memang berasal dari Iran. Namun serangan drone tampaknya keliru lantaran Iran hanya meluncurkan peluru kendali.
Juru bicara pemerintah Yordania, Mohammad Momani, mengatakan pada Rabu (2/10) bahwa tiga orang terluka akibat terkena serpihan rudal. Momani pun menegaskan pemerintah tak akan mengizinkan apa pun yang mengganggu stabilitas Yordania.
“Yordania tak akan menjadi medan perang,” ucapnya.
Selama agresi Israel di Jalur Gaza Palestina, Israel telah dua kali terlibat bentrok dengan Iran, dengan keduanya saling meluncurkan serangan udara.
Dalam dua bentrokan langsung antara Iran dan Israel, Yordania selalu menjadi pihak yang ‘membela’ Israel.
Saat serangan Iran ke Israel pada April, Amman menembak jatuh rudal-rudal Iran yang terbang di wilayah udaranya.
Yordania, yang terletak di antara Iran dan Israel, saat itu mengeklaim aksinya tersebut untuk memastikan warga mereka tak berada dalam bahaya.***
Sumber: CNN Indonesia
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.