Amsterdam (Riaunews.com)- Ancaman ‘malapetaka’ karena krisis energi di Eropa makin nyata. Toko roti di seluruh Belanda bahkan berada di jurang kebangkrutan akibat meningkatnya biaya.
Asosiasi Roti dan Pastry Belanda (NBOV) menyebut pesimis dengan bisnis. Jika pemerintah tidak segera turun tangan, banyak toko roti arus tutup awal tahun 2023 karena tagihan listrik mereka membengkak sepuluh kali lipat, dibandingkan dua tahun lalu.
“Sekitar 40 hingga 60% dari semua pembuat roti tidak akan mampu lagi membayar tagihan energi mereka pada 1 Januari,” kata Ketua NBOV Arend Kisteman kepada media lokal, dikutip Irish Sun, Jumat (9/9/2022).
“Ada sekitar 3.200 pembuat roti di negara ini. Ini berarti lebih dari 1.500 pembuat roti akan hilang,” tambahnya.
Kisteman, salah satu pembuat roti di kota timur laut Zwolle di Belanda, membenarkan hal tersebut. Ditanya apakah toko rotinya akan mampu bertahan, ia menjawab tidak.
“Tidak, itu akan menjadi akhir cerita bagi saya juga,” katanya.
Baca: Ramai Negara Kena ‘Kiamat’ Ini, dari Malaysia ke Australia-AS
Seperti banyak rumah tangga Belanda, perusahaan roti juga melihat naiknya harga energi. Ia mengatakan itu tak bisa terelakkan.
“Kontrak energi seperti itu sekarang delapan sampai 10 kali lebih mahal dari tahun lalu,” kata Kisteman.
Untuk memangkas biaya,banyak toko roti yang buka hanya empat atau lima hari seminggu. Normalnya mereka buka selama enam hari.
Sementara itu, Asosiasi Toko Roti Belanda (NVB) juga mengaku prihatin. Mereka memperkirakan akan melihat masalah produksi dalam beberapa bulan di beberapa dari sekitar 40 pembuat roti menengah, yang sebagian besar memasok supermarket di negara tersebut.
“Itu sudah terjadi di beberapa tukang roti. Tukang roti industri membuat roti untuk supermarket, yang 90% dari pasar, mereka tidak akan bertahan berbulan-bulan,” kata Direktur NVB Wim Kannegieter.
Sebelumnya, NBOV sendiri telah memulai kampanye dengan iklan di surat kabar nasional Algemeen Dagblad untuk menuntut tindakan dari pemerintah.
Bunyi kampanyenya antara lain “Biaya energi harus diturunkan” dan “Para tukang roti tidak bisa menanggung biaya ini. Kami meminta Den Haag untuk memberikan solusi”.
NBOV mengusulkan dua solusi. Pertama penetapan harga tertinggi untuk energi lalu kedua, penurunan pajak listrik dan gas.
Menurut data Statistik Belanda (CBS) pada Selasa, inflasi Belanda sendiri naik ke rekor tertinggi baru 12% pada Agustus dari 10,3% pada Juli. Harga energi, yang melonjak 151%, tetap menjadi pendorong utama di balik pertumbuhan ini, tetapi kenaikan biaya bahan makanan dan perumahan juga muncul sebagai kontributor utama.
Harga energi naik di seluruh Eropa seiring kenaikan harga gas. Ekspor dari Rusia telah dikurangi Kremlin dengan sejumlah alasan pasca diberi sanksi Barat karena serangannya ke Ukraina.***
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.