Washington (Riaunews.com) – Presiden Donald Trump terus berkomitmen untuk memberikan tekanan bagi perusahaan-perusahaan China di pasar Amerika Serikat (AS). Ia juga mengaku memiliki rencana untuk melarang penggunaan e-commerce Alibaba.
Hal tersebut terlihat dari jawaban Trump saat ditanya dalam konferensi pers pada Sabtu (15/8/2020) terkait pertimbangan larangan penggunaan Alibaba.
“Ya, kami sedang melihat hal-hal lain, ya,” jawabnya.
Baca: Pemilik TikTok sensor konten Anti China di Indonesia
Saat ini, pemerintahan Trump masih dalam proses larangan operasi aplikasi video pendek, TikTok dan jejaring sosial, WeChat di AS.
Pada Jumat (14/8), pemerintah AS memerintahkan pemilik TikTok, perusahaan China, BtyeDance, untuk melepaskan operasi aplikasi tersebut di Amerika dalam kurun waktu 90 hari.
Sebelumnya, Trump juga telah menandatangani perintah eksekutif untuk melarang adanya individu atau perusahaan AS yang melakukan transaksi dengan ByteDance atau Tenscent (pengembang WeChat), setelah 15 September 2020.
Artinya, dua perusahaan tersebut memiliki tenggat waktu agar bisa mengamankan operasinya di Amerika dengan cara menjualnya pada perusahaan AS.
Baca: China marah TikTok dan WeChat dilarang di AS
Alasan Trump untuk melarang penggunaan aplikasi China merujuk pada keamanan kerahasiaan data. Ia menuding aplikasi-aplikasi tersebut mengirimkan data-data pribadi pengguna di AS kepada Partai Komunis China.***
Sumber: RMOL
Editor: Ilva
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.