Minggu, 27 Oktober 2024

Tentara Israel Serbu Kantor Al Jazeera dan Perintahkan Ditutup 45 Hari

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Stasiun TV Aljazeera kembali mendapat tekanan dari tentara Israel.

Tepi Barat (Riaunews.com) – Tentara Israel yang bersenjata lengkap dan bertopeng menyerbu kantor Al Jazeera di Tepi Barat yang diduduki. Israel memerintahkan kantor ditutup selama 45 hari.

Suara tembakan dan gas air mata terus berlanjut di sekitar kantor Al Jazeera di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, setelah tentara Israel menyerbu dan menutup biro tersebut.

Penggerebekan Ahad terjadi hanya beberapa bulan setelah pemerintah Israel melarang Al Jazeera beroperasi di Israel pada bulan Mei. Perintah penutupan awal itu juga berlaku selama 45 hari, tetapi telah diperbarui dan jurnalis Al Jazeera masih tidak dapat melaporkan dari dalam negeri.

Setelah penggerebekan, Kepala Biro Tepi Barat Walid al-Omari menyampaikan kekhawatirannya tentang apa yang mungkin dilakukan tentara Israel terhadap kantor tersebut.

“Menarget jurnalis dengan cara ini selalu bertujuan untuk menghapus kebenaran dan mencegah orang mendengar kebenaran,” katanya.

Kantor Media Pemerintah di Gaza menyebut tindakan Israel tersebut sebagai skandal yang memekakkan telinga.

“Kami menyerukan kepada semua organisasi media dan kelompok yang menangani hak asasi manusia di dunia untuk mengutuk kejahatan keji ini yang merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kebebasan pers dan media,” katanya.

Kelompok hak media mengecam pemerintah Israel atas pembatasan dan serangannya terhadap jurnalis, terutama wartawan Palestina di Gaza di tengah.

Sejak dimulainya perang pada bulan Oktober tahun lalu, pasukan Israel telah membunuh 173 wartawan, menurut penghitungan Kantor Media Pemerintah.

Ismail al-Ghoul dan Samer Abudaqa dari Al Jazeera termasuk di antara jurnalis yang terbunuh. Koresponden Al Jazeera Arabic Ismail Abu Omar juga terluka parah dalam serangan Israel pada bulan Februari.

Pada 2022, pasukan Israel membunuh koresponden veteran Al Jazeera Shireen Abu Akleh saat dia melaporkan dari Jenin di Tepi Barat yang diduduki.

Setahun sebelumnya, militer Israel juga mengebom sebuah menara yang menampung kantor jaringan tersebut di Gaza.***

 

Sumber: Tempo

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *