Selasa, 26 November 2024

Farhan sindir industri pertahanan RI sebagai tukang rakit, usai Prabowo jajal Maung

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat menjajal kendaraan taktis yang diberi nama Maung produksi PT Pindad. (Foto: @Prabowo/Twitter)

Jakarta (Riaunews.com) – Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem Muhammad Farhan menyinggung “industri tukang rakit” usai Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menjajal kendaraan taktis Maung dan beberapa produk perang PT Pindad.

Farhan mengatakan selama ini Prabowo tak pernah menjelaskan target pengembangan industri pertahanan. Prabowo juga tidak pernah membeberkan rencana pemerintah berinvestasi dalam industri pertahanan Indonesia.

“Kalau tidak mau investasi, tapi mau mengembangkan industri pertahanan, ya susah. Kecuali kita arahkan industri pertahanan seperti industri otomotif di Indonesia, tukang rakit saja,” kata Farhan dilansir CNN Indonesia, Senin (13/7/2020).

Baca: Iwan Sumule sarankan Gerindra keluar dari Koalisi jika Prabowo jadi Mentan

Farhan mengingatkan Prabowo bahwa Indonesia harus investasi besar-besaran jika mau membangun industri pertahanan. Investasi itu ditujukan ke bidang penelitian dan pengembangan teknologi perang.

Dia menekankan investasi ini memang akan sangat mahal, tapi bermanfaat untuk jangka panjang. Farhan mencontohkan investasi saat membeli pesawat KF-X dari Korea Selatan.

Indonesia diminta membayar US$2 miliar untuk bisa belajar 20 persen teknologi pembuatan plus satu unit protopype. Padahal dengan dana yang sama, Indonesia bisa memborong langsung satu skuadron pesawat tempur.

“Perlu dilakukan hal itu karena bagaimana pun juga kita ingin jangan sampai industri pertahanan hanya jadi tukang rakit,” ujarnya.

Terpisah, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Dave Laksono mengapresiasi langkah Prabowo mendukung industri pertahanan nasional. Namun ia menyarankan agar Prabowo menyelaraskannya dengan pembelian alutsista dari luar negeri.

Baca: UAS ungkap yang terjadi pasca pertemuannya dengan Prabowo pada 2019 lalu

Dave menilai Indonesia tetap perlu belanja alat pertahanan dari luar negeri untuk mempelajari teknologi. Sehingga industri pertahanan dalam negeri bisa naik kelas dengan mempelajari teknologi baru.

“Kita sedang mencari partner dalam pengembangan industri perhatian kita. Karena bila kita tidak men-develop, pasti tidak akan terkejar dengan kemampuan alutsista negara sahabat,” tutur Dave kepada CNNIndonesia.com, Senin (13/7).

Sebelumnya, Menhan Prabowo berkunjung ke PT Pindad. Dalam kunjungannya, ia memamerkan sejumlah alat perang produksi dalam negeri. Salah satunya kendaraan taktis yang diberi nama Maung.

“Kementerian Pertahanan akan terus mendukung upaya peningkatan produksi alutsista dalam negeri, serta mendukung program penelitian dan pengembangan, agar nantinya seluruh hasil produksi dalam negeri dapat mandiri secara utuh,” kata Prabowo, lewat akun Twitter pribadinya, Ahad (12/7/2020).***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *