Jakarta (Riaunews.com) – Hari ini, 1 Juni 2021 diperingati sebagai hari kelahiran ideologi negara, Pancasila . Tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016.
Meskipun demikian, polemik seputar sejarah kelahiran dan pencetus Pancasila belum selesai. Pendapat mayoritas para akademisi, ahli sejarah, dan hukum sampai terbelah menjadi dua. Selain 1 Juni, sebagian masyarakat lebih sepakat bahwa sebenarnya Pancasila lahir pada 18 Agustus 1945 ketika UUD 1945 ditetapkan sebabagi konstitusi Indonesia.
Salah satu pendukung pendapat ini adalah Refly Harun. Menurut dia, seharusnya hari lahir Pancasila itu 18 Agustus. Sebab pada tanggal itulah secara formal Pancasila disepakati dalam sidang PPKI, sehari setelah proklamasi kemerdekaan.
”Saya sih tetap berangggapan bahwa hari lahirnya Pancasila itu 18 Agustus 1945 karena 1 Juni itu baru pidato Bung Karno,” kata Refly dalam video youtube berjudul LIVE! UAH VS KUNTHADI, BAIKNYA DIAPAKAN?, Selasa (1/6/2021) siang.
Lebih dari itu, menurut Refly tidak tepat bila Pancasila dikaitkan dengan faktor tunggal Bung Karno. Memang, dalam pidato tanggal 1 Juni 1945 tersebut Soekarno menggunakan istilah Pancasila. Namun, masih diragukan apakah itu berasal dari Soekarno sendiri.
”Kata Pancasila yang dia sebutkan itu katanya menurut saran dari seorang ahli bahasa. Tapi ini kan urusannya politik,” ujar alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Refly mengatakan yang menginginkan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila lebih karena dianggap identik dengan Soekarno. Padahal, Pancasila adalah konsep sinkretisme para pendiri bangsa dalam pergumulan perjuangan mereka. Sehingga, tidak bisa Pancasila dijadikan produk individual seolah-olah karya satu orang.
”Ya ini pendapat saya, kalau ada yang beda ya silakan saja, termasuk dari pemerintahan Presiden Jokowi. Ya kalau saya jadi presiden, saya kembalikan peringatan hari lahir Pancasila ke tanggal 18 Agustus,” kata dia. ***