Senin, 25 November 2024

Polri Sebut Ponpes Khilafatul Muslimin Tak Ajarkan Pancasila

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Salah satu pondok pesantren milik Khilafatul Muslimin.

Jakarta (Riaunews.com) – Polda Metro Jaya menyebut Khilafatul Muslimin memiliki 25 pesantren yang tersebar di berbagai wilayah. Ada jenjang pendidikan sampai level universitas dengan gelar sarjana kekhalifahan.

“Mereka punya 25 pesantren, sementara ya, tetapi apabila dihitung unitnya, karena ada tingkatannya terdiri dari 31, itu baru sementara, kami akan mengembangkan mencari sekolah lainnya,” kata Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam konferensi pers, Kamis (16/6/2022).

Waktu pendidikan yang ditempuh di pesantren Khilafatul Muslimin terbilang singkat. Jenjang SD 3 tahun, SMP 2 tahun, SMA dua tahun dan jenjang universitas 2 tahun.

“Setelah menjalani dua tahun di Universitas mendapat gelar SKHI, sarjana kekhalifahan Islam,” ucap Hengki.

Hengki mengungkapkan pesantren yang didirikan oleh Khilafatul Muslimin itu tidak pernah mengajarkan ideologi Pancasila dan UUD 1945 kepada para siswanya.

“Kemudian kedua taat hanya kepada khalifah, sedangkan kepada pemerintah itu tidak wajib. Kemudian diajarkan juga sistem yang sudah final adalah khilafah, di luar khilafah adalah togut, setan atau iblis,” tutur Hengki.

Hengky menyebut pesantren Khilafatul Muslimin tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan UU Pesantren.

“Apa yang disebut mereka sebagai pesantren tidak memenuhi syarat,” ucap Hengki.

Dalam pelaksanaannya, Abdul Qadir Hasan Baraja selaku pimpinan tertinggi Khilafatul Muslimin menujuk AS sebagai menteri pendidikan untuk membuat kurikulum.

Sejauh ini, Polri telah menetapkan 23 tersangka anggota organisasi masyarakat (ormas) Khilafatul Muslimin di berbagai daerah. Enam tersangka di antaranya diproses di Polda Metro Jaya.

Seluruh tersangka itu dijerat Pasal 14 dan atau Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHPidana dan UU Nomor 17 tahun 2017 tentang Ormas.

Sementara itu, Jamaluddin, Staf Daulah Jawa Bidang Umum Khilafatul Muslimi menyatakan kelompoknya tidak menentang Pancasila. Menurutnya, Khilafatul Muslimin adalah kumpulan jamaah, bukan bentuk sebuah negara.

“Kami warga Khilafatul Muslimin tidak anti-Pancasila, tidak anti-NKRI, tidak anti-kebinekaan, Khilafatul Muslimin bukan musuh Pancasila dan tidak akan memusuhi Pancasila,” kata Jamaluddin berdasarkan rekaman video yang diterima CNNIndonesia.com.

“Musuh Pancasila adalah komunisme, marxisme, leninisme, kapitalisme, liberalisme, oligarki, dan koruptor,” sambungnya.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *