
Jakarta (Riaunews.com) – Presiden Prabowo Subianto meminta semua pihak untuk bersikap secara obyektif dalam memandang aksi unjuk rasa yang mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah.
Dalam wawancara dengan para pemimpin redaksi media, Prabowo menyebutkan bahwa aksi unjuk rasa yang terjadi harus dilihat secara obyektif dan jujur, apakah unjuk rasa itu murni dilakukan atau karena ada pihak yang membayar.
“Harus tahu, coba perhatikan. Coba perhatikan secara obyektif dan jujur. Apakah demo-demo itu murni atau ada yang bayar? Harus obyektif dong,” kata Prabowo, dikutip dari YouTube Harian Kompas, Senin (7/4/2025), dilansir Kompas.com.
Prabowo mewanti-wanti kemungkinan adanya kelompok atau kekuatan-kekuatan asing yang ingin adu domba di Indonesia.
Sebab, menurut Prabowo, banyak lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Indonesiayang didanai oleh pihak asing.
“Pemerintah Trump membubarkan USAID. Dan di situ ketemu bukti-bukti bahwa USAID membiayai banyak LSM-LSM di mana-mana. Bahkan, ini kan keluar semua. It’s public knowledge. Jadi saya mengajak kita berpikir dengan jernih,” ucap dia.
Prabowo pun menekankan bahwa unjuk rasa adalah hal biasa yang sudah dijamin oleh konstitusi dengan adanya hak berkumpul, hak berserikat, dan hak-hak lain.
Mantan Menteri Pertahanan ini juga mengeklaim bakal menindak aparat yang melakukan kekerasan terhadap peserta aksi unjuk rasa.
Namun, ia memperingatkan bahwa unjuk rasa yang digelar tidak boleh diniatkan untuk menciptakan kerusuhan.
“Tapi juga, kalau demo dibuat untuk menimbulkan kekacauan dan kerusuhan, ini menurut saya adalah melawan kepentingan nasional dan melawan kepentingan rakyat,” kata Prabowo.
“Enggak usah merusak. Enggak usah merusak pagar. Enggak usah merusak apa itu? Stasiun base, terminal base. Ini kan uang rakyat. Boleh demo di kampus, tapi jangan merusak fakultas. Ini uang rakyat,” ujar dia.***