Jakarta (Riaunews.com) – Pandemi virus corona (Covid-19) yang kini menjangkiti Tanah Air diprediksi tak akan bisa tertangani dengan cepat, terlebih jika dikaitkan dengan dampak ekonomi yang ditimbulkan.
Bahkan menurut pengamat politik Rocky Gerung, dampak virus yang berasal dari Wuhan, China ini tak akan selesai di akhir tahun 2020 seperti yang disampaikan sejumlah pihak.
“Jadi corona itu tidak berhenti di Desember 2020, tetapi berhenti di 2070,” ujar Rocky dalam diskusi daring bertema ‘Ngopi Bareng Spesial Ramadhan : Misteri Jurus Jitu Ekonomi’, Selasa (28/4/2020).
Maksud dari pernyataan Rocky Gerung tersebut bukan semata-mata pada dampak kesehatan virus Covid-19, melainkan penerbitan Surat Utang Negara (SUN) bertenor 50 tahun yang diterbitkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani guna memenuhi kebutuhan pembiayaan anggaran, termasuk untuk menghadapi wabah virus corona.
Atas dasar itu, Rocky Gerung berpandangan dampak wabah Covid-19 ini masih akan berlanjut hingga ke anak cucu nantinya.
“Ketika mulai membayar utang yang dibikin oleh Jokowi. Kan kita kemarin surat utang tenor 50 tahun. Dengan kata lain, 10 kali pemilu lagi, urusan utang ini masih akan kita ingat sebagai utang karena corona,” bebernya.
Dilansir Kantor Berita Politik RMOL, di sisi lain, filsuf Universitas Indonesia ini berpandangan, publik sejatinya perlu memandang virus yang telah menewaskan ratusan nyawa di Indonesia ini sebagai pengingat mahluk di bumi.
“Kalau dia (Covid-19) senjata kimia, itu akan menjadi problem politik ke depan. Tetapi kalau kita anggap Covid-19 ini adalah natural, salah satu keterangan yang masuk akal bagi saya adalah Covid-19 bukan virus, tetapi antibodi bumi untuk menghalau virus yang namanya manusia,” bebernya.
“Kalau virus ini antibodi bumi untuk menghalau virus manusia, maka ekonomi juga harus berubah berdasarkan pola itu karena dia menganggap perilaku manusia sudah bersifat menginfeksi bumi. Jadi orang berpikir untuk mengembalikan green economy itu,” tandasnya.***