Paris (Riaunews.com) – Pelatih Paris Saint-Germain (PSG) Christophe Galtier merasa namanya kotor setelah mendapat tuduhan berbuat rasial dan Islamofobia.
Baru-baru ini Galtier dianggap mengeluarkan pernyataan kontroversial lewat surat elektronik yang bocor.
Dalam email itu Galtier mengeluhkan soal komposisi pemain OGC Nice yang memiliki banyak pemain kulit hitam dan Muslim. Pada musim lalu Galtier adalah pelatih Nice.
Setelah kebocoran email itu dan ramai di media sosial, banyak pihak menuding Galtier. Bahkan Galtier dan keluarganya mengaku banyak mendapat ancaman, termasuk ancaman pembunuhan.
Dalam konferensi pers jelang pertandingan PSG vs Lens di Liga Prancis, Ahad (16/4/2023), Galtier untuk kali pertama muncul ke publik sejak masalah ini muncul. Galtier mengaku terkejut dengan tuduhan-tuduhan itu.
“Saya sangat terkejut dengan pernyataan yang dikaitkan dengan saya, dan yang telah disampaikan oleh beberapa orang dengan cara yang tidak bertanggung jawab, yang sangat menyakiti saya,” kata Galtier dikutip dari RMC Sport.
Galtier membantah tudingan-tudingan itu. Pelatih 56 tahun tersebut juga merasa namanya kotor karena kasus ini.
“Saya dibesarkan di perumahan negara dan di lingkungan multikultural dengan nilai-nilai kebersamaan dan menghormati orang lain, apa pun asalnya, warna kulit, atau agama mereka,” ujar Galtier.
“Saya tidak bisa menerima nama saya ternoda dengan cara ini. Karena itu saya telah memutuskan mengambil tindakan hukum terhadap siapa pun yang mencoba merusak reputasi saya,” ucap Galtier menambahkan.***