Pontianak (Riaunews.com) – Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan membantah dirinya menyesal karena telah menyerang personal Prabowo Subianto dalam debat calon presiden di Kantor Komisi Pemilihan Umum atau KPU pada Selasa, 12 Desember kemarin.
Kabar itu tersiar ketika Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Erwin Aksa, menyebut Anies menyesal usai mengambil sikap tersebut.
“Suruh dia bawa bukti. Itu imajinasi dia,” kata Anies sembari meringis kepada Tempo saat ditemui di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (26/12/2023).
Meski demikian, Anies tidak menjawab tegas soal kabar penyesalan dirinya tersebut. Ketika diminta konfirmasi kembali, bekas Gubernur DKI Jakarta itu hanya melempar senyum sembari menggeleng kecil.
Dilansir Tempo, Erwin Aksa menyampaikan kabar soal penyesalan Anies Baswedan karena menyerang Prabowo dalam debat capres itu pertama kali dalam acara Total Politik. Kepada Tempo, Erwin menceritakan kembali soal pernyataannya itu.
Menurut Erwin, dia mengklaim mendapatkan informasi dari orang dekat Anies Baswedan soal sikap calon presiden nomor urut 1 itu. Meski demikian, dia tidak bisa memastikan penyesalan Anies pada momentum apa.
“Tidak tau menyesal yang mana, tapi kayaknya ada kesantunan yang hilang waktu debat,” kata Erwin saat dihubungi pada Selasa malam, 26 Desember hari ini. “Indonesia punya budaya, kita perlu saling menghargai, personal issue pemilih kita nggak suka (Anies menyerang Prabowo).”
Meski demikian, keputusan Anies menyerang Prabowo itu disebut-sebut berdampak pada elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang ikut menurun.
Sebelumnya, pada debat calon presiden itu Anies mempertanyakan soal putusan Mahkamah Konstitusi soal batas usia calon presiden dan calon wakil presiden yang melanggar etik berdasarkan putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi. Putusan ini yang dinilai meloloskan Gibran Rakabuming Raka yang belum genap 40 tahun maju menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.
Selain itu, pada debat perdana calon presiden kemarin, Anies merespons pertanyaan moderator tentang cara membenahi tata kelola partai politik. Anies mengatakan, masalah demokrasi bukan hanya partai politik. Rakyat, kata dia, saat ini justru tidak percaya kepada proses demokrasi yang sedang berlangsung.
Anies mengatakan, dalam membicarakan demokrasi ada tiga hal yang harus diperhatikan. Pertama ada kebebasan berbicara, kedua oposisi yang bebas untuk mengkritik pemerintah. “Ketiga adanya proses Pemilu dan Pilpres yang netral, transparan, jujur, adil,” kata Anies dalam debat, Selasa 12 Desember 2023.
Menurut Anies, saat ini kebebasan berbicara dan oposisi yang bebas mengalami masalah. “Kita menyaksikan bagaimana kebebasan berbicara menurun, termasuk mengkritik partai politik,” kata dia. Serta indeks demokrasi, kata dia, menurun. Ada juga pasal-pasal yang digunakan secara karet kepada pengkritik, misalnya Undang-Undang ITE.
Prabowo mengatakan, Anies agak berlebihan atas keluhannya tentang kondisi demokrasi hari ini. “Mas Anies, Mas Anies,” ucapnya, disambut sorakan para pendukungnya.
Dia mengatakan, jika Presiden Joko Widodo atau Jokowi seorang diktator, Anies tidak akan terpilih sebagai gubernur.***
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.