Harga Sawit di Riau Anjlok Pasca Jokowi Larang Ekspor CPO

Sejumlah perusahaan di Riau diduga merambah hutan secara ilegal untuk kemudian dijadikan perkebunan kelapa sawit.

Pekanbaru (Riaunews.com) – Hanya berselang dua hari setelah Presiden Joko Widodo berpidato melarang ekspor minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) dan minyak goreng, harga TBS (tandan buah segar) sawit di provinsi Riau langsung anjlok.

Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Provinsi Riau, KH Suher, mengatakan bahwa setelah Jokowi menyampaikan pidatonya, harga TBS petani di Riau dan provinsi lainnya, langsung rontok dan turun di kisaran Rp200-300/Kg.

Bahkan pada hari ini, Ahad (24/4/2022) harga TBS di tingkat petani sudah anjlok Rp500-1.500/Kg, sehingga harga TBS Petani saat ini di PKS (pabrik kelapa sawit) berkisar Rp2.200 hingga Rp2.750

“Sungguh terlalu. Bahkan banyak PKS yang sudah mengirimkan pesan WA kepada pemasok TBS bahwa untuk sementara PKS tutup, entah apa yang terjadi. Nanti, penetapan harga TBS Petani hari Selasa 26 April mendatang di Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Apkasindo akan berjuang keras saat rapat penetapan harga tersebut,” kata Suher.

“Kami Petani Sawit Riau berharap kepada Bapak Gubernur Riau, supaya memerintahkan Satgas Pangan Riau untuk merazia PKS-PKS nakal dengan alasan apapun itu, sebab peraturan Menteri yang mengatur tentang pelarangan ekspor migor dan CPO tersebut masih belum ada, kok malah sudah menjadi modus menekan harga TBS ke petani,” tegas Suher lagi.

Padahal, saat rapat koordinasi 22 Provinsi Apkasindo mengenai Pungutan Ekspor (PE) melalui zoom dengan Ketua Umum DPP Apkasindo, sambung Suher, petani bersedia dinaikkan Pungutan Eksport (PE) untuk digunakan mensubsidi minyak goreng curah 6 bulan kedepannya, dan uang PE itu adalah uang para petani.

“Tapi kok malah harga TBS kami dibebankan lagi dengan larangan eksport ini,” tambahnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *